Tuesday, May 6, 2014

LAPORAN KEGIATAN LABORATORIUM dan HASIL PRODUK di PGPS MADUKISMO(PT.Madubaru) danUPT BPPTK LIPI GunungKidul Yogyakarta.

Tuesday, May 06, 2014 0 Comments




LAPORAN KEGIATAN LABORATORIUM dan HASIL PRODUK di PGPS MADUKISMO(PT.Madubaru) danUPT BPPTK LIPI GunungKidul Yogyakarta.
Diajukan sebagai Laporan Kuliah Kerja Lapangan PGPS MADUKISMO(PT.MADUBARU)  dan UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul Yogyakarta)pada Jurusan Biologi matakuliah Teknik instrumentasi
Dosen Pengampu :
AinunNikmatiLaily,M.Si
KholifahHolil,M.Si
Dr.TiasPramestiGriana

Disusunoleh:
1.      DanangHadiUtomo (13620002)
2.      LeniSetyowati (13620015)
3.      NafakhatinNurSafitri  (13620030)
Kelas :Biologi - A









JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG



Kata Pengantar


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha pemurah,berkat kemurahanNYA kami dapat menyelesaikan “Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) PGPS MADUKISMO (PT.Madubaru) dan UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul.”
Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Instrumentasi pada program studi Biologi. Kami menyadari bahwa tidak sedikit masalah dan tantangan dalam proses penulisan laporan ini,namun syukur Alhamdulillah laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu berkat bantuan beberapa pihak.
Demikian,maka selayaknya kami haturkan terima kasih kapada :
1.Allah SWT yang senantiasa memberikan kelancaran selama masa bimbingan hingga saat ini
2.Ibu Dr.Evika selaku sandi savitri selaku ketua jurusan biologi.
3.Ibu Ainun Nikmati Laily M.Si, Kholifah Holil M.Si, Dr.Tias Pramesti Griana selaku dosen pengampu mata kuliah Teknik Instrumentasi
4.Teman-teman semua yang turut serta membantu kelancaran KKL
                         Semoga laporan ini mengandung ilmu yang bermanfaat bagi kami maupun pembaca untuk di kemudian hari.
Kami menyadari bahwa meskipun telah berusaha dengan baik,namun masih banyak yang perlu diperbaiki dalam laporan ini.






Daftar Isi

Kata pengantar………………………………………………………2
Daftar isi……………………………………………………………..3
Daftar gambar………………………………………………………..4
BAB I PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang………………………………………………6
b.      Identifikasi Masalah…………………………………………6
c.       Maksud dan Tujuan Laporan KKL…………………………..7
d.      Kegunaan Laporan KKL…………………………………….7
e.       Kerangka Pemikiran………………………………………...7
f.       Metode Penelitian dalam Pelaporan KKL…………………...7
g.      Lokasi dan Waktu…………………………………………...7
BAB II TINJAUAN PUSATAKA
      2.1 PGPS Madukismo…………………………………………8
      2.2 UPT BPPTKI LIPI Gunung kidul………………………...8
BAB III OBYEK KKL
      3.1 Obyek KKL………………………………………………10
BAB IV PEMBAHASAN ORGANISASI DAN KEGIATAN LA
BORATORIUM BESRTA RISET YANG DIKERJAKAN
1.1  PGPS MADUKISMO…………………………………….11
1.2  UPT BPPTK LIPI Gunung kidul…………………………18
1.3  Kegiatan laboratorium beserta riset yang dikerjakan …….19
BAB V PENUTUP
5.1  Kesimpulan……………………………………………….25
5.2  Saran……………………………………………………...26






Daftar Gambar

1.PGPS MADUKISMO (PT.Madubaru)
Gambar
Keterangan










2.UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul
Gambar
Keterangan

















BAB I
PENDAHULUAN
A.    LataBelakang
Untuk menciptakan lulusan biologi yang unggul dan berkualitas jurusan biologi UIN MALIKI MALANG mengadakan KKL untuk memenuhi tugas matakuliah teknik instrumentasi .
Pada KKL kali ini mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang berkunjung ke PG PS MADUKISMO (PT.Madubaru) Yogyakarta. PG PS MADUKISMO (PT.Madubaru) yang berlokasi didaerah kabupaten Bantul Provinsi DIY mempunyai usaha pokok pabrik gula dan pabrik alkohol spritus madukismo dengan potensi dan peluang pengembangan usaha yang potensial masih memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang menjadi suatu perusahaan agro industri yang berbasis tebu dan dikelola secara profesional dan inovatif mengahadapi persaingan bebas di era globalisasi dengan petani sebagai mitra sejati.
Selanjutnya mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang berkunjung keUPT BPPTK LIPI Gunung kidul yogyakarta, kunjungan dimaksudkan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang penelitian dan sekaligus untuk mengetahui lebih jauh tentang jalannya kegiatan penelitian yang ada di LIPI (Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia). Mahasiswa diterima oleh Ka. UPT BPPTK LIPI Hardi Julendra, S.Pt.,M.Sc., rombongan mahasiswa/i beserta dosen pendamping mengikuti pengenalan dan audiensi tentang LIPI seputar struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi serta karya yang telah dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK di UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia LIPI, sebelum meninggalkan gunungkidul, rombongan Mahasiswa menyempatkan untuk melihat langsung area dan lokasi pelaksanaan penelitian diantaranya ruang pengalengan, laboratorium kimia, ruang proses dan beberapa tempat lainnya.
B.     Identifikasi masalah
1.      Bagaimana proses pengolahan gula yang ada di  PG PS MADUKISMO (PT.Madubaru) dan segala produk yang ada didalamnya?
2.      Bagaimana penelitian yang ada UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul dan hasil karya yang ada di dalam nya.?
                
C.    Maksud dan Tujuan laporan
1.      Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang proses pengolahan gula yang ada di  PG PS MADUKISMO (PT.Madubaru) dan segala produk yang ada di dalamnya?
2.      Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang penelitian yang ada UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul dan hasil karya yang ada di dalam nya.?
D.     kegunaan laporan
Laporan ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik instrumentasi
E.     Kerangka pemikiran
Kerangka pemikiran dalam laporan KKL ini adalah ingin memberi wawasan kepada mahasiswa biologi tentang dunia industry dan lipi agar mereka dapat merancang masa depan mereka setelah lulus dari universitas.
F.     Metode Penelitian dalam Pelaporan KKL
Metode penelitian pada KKL ini adalah dengan cara mewawancarai pihak-pihak yang bertugas di PGPS MADUKISMO dan UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul
G.    LOKASI dan WAKTU
KKL kali ini dilaksanakan pada tanggal 15-17 april 2014 .ada dua temp[at yang menjadi pbyek KKL yaitu:
1.      PG PS MADUBARU Lokasi pabrik guka dan spiritus Madukismo terletak di jalan yang dahulunya juga digunakan untuk pabrik gula Padokan Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
2.      Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.terletak diDesa Gading, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul yang berjarak sekitar 31,5 km dari Yogyakarta




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 PGPS MADUKISMO (PT.Madubaru)
PT.Madubaru atau di kenal juga dengan nama PT Madukismo ini selalu berkembang. Dapat dilihat dengan peralatan yang di gunakanpun jauh lebih modern. Hasil dari produk gula pun semakin meningkat seiring penambahan dan pergantian alat yang lebih modern . Dengan perlatan yang semakin canggih maka para pekerjapun di tuntut untuk lebih mengerti dan memahami, sehingga mampu menangani kemungkinan kerusakan alat yang terjadi kapan saja. Selaian dari pada faktor – faktor penunjang yang lain maka seorang teknisi harus dapat memberikan servis berkala terhadap alat ataupun mesin – mesin yang bekerja selama 24 jam tersebut. Dengan demikian maka dapat memperkecil kerusakan alat yang menyebakan kerugian yang lebih besar.
­­­­­­­­­­­­­Pabrik gula dan pabrik spiritus (PGPS) Madukismo berdampak positif maupun negatif terhadap masyarakat sekitar. Dampak positif yaitu memberikan lapangan kerja baik langsung dalam pabrik maupun di luar pabrik, sehingga mampu menekan jumlah pengangguran. Sedangkan dampak negatifnya yaitu menghasilkan limbah cair yang berasal dari proses pencucian dan pemasakan yang menghasilkan efek asam atau alkali dengan kandungan garam yang cukup tinggi. Dan juga menghasilkan Limbah padat yang berupa sisa perasan tebu. Namun sebenarnya jika kita kaji ternyata limbah cair tersebut mengandung unsur unsur hara yang berguna (N, P, K, Ca, Mg dan lain sebagainya) yang dapat membantu memelihara kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman baik tebu, padi maupun tanaman lainnya.
II.2 UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul
Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia – Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK LIPI Yogyakarta, dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor 1022/M/2002, tanggal 12 Juni 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK).
Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia mempunyai tugas melaksanakan pengembangan , pemanfaatan dan penerapan hasil penelitian di bidang proses dan teknologi kimia, pangan dan pakan, farmasi dan teknologi lingkungan.
UPT BPPTK LIPI Yogyakarta menyelenggarakan fungsi :
1.      Mempersiapkan rencana, memantau, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanakan program dibidang proses dan teknologi kimia.
2.      Melakukan kerjasama dengan lembaga penelitian lain, baik dilingkungan LIPI maupun diluar LIPI  dalam rangka mengembangkan proses dan teknologi secara kimia yang diperlukan oleh masyarakat.
3.      Melakukan uji teknologi ekonomi dari skala penelitian kedalam skala pilot plan semua hasil proses dan teknologi kimia.
4.      Melakukan pengembangan hasil proses dan teknologi kimia dan memproduksinya untuk kepentingan masyarakat luas.
5.       Melakukan  pemanfaatan hasil penelitian dibidang proses dan teknologi kimia yang diperlukan oleh masyarakat dan telah dibuktikan melalui uji coba pemasyarakatannya baik kualitas maupun kuantitasnya.
6.        Melakukan pemasyarakatan semua hasil-hasil penelitian bidang kimia.
7.        Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Kegiatan –kegiatan melaksanakan tugas dan fungsi diatas ditekankan pada pengembangan, pemanfaatan, dan penerapan hasil penelitian dibidang proses dan teknologi kimia, pangan, pakan, farmasi dan teknologi lingkungan. Fungsi yang diselenggarakan pada dasarnya mencakup pengembangan, pengelolaan, dan penerapan hasil penelitian dalam bidang proses dan teknologi kimia untuk kepentingan masyarakat.







BAB III
         OBYEK KKL
3.1 Obyek KKL kali ini adalah:
3.      PG PS MADUBARU Lokasi pabrik guka dan spiritus Madukismo terletak di jalan yang dahulunya juga digunakan untuk pabrik gula Padokan Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
4.      Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.terletak diDesa Gading, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul yang berjarak sekitar 31,5 km dari Yogyakarta



















BAB IV
PEMBAHASAN STRUKTUR ORGANISASI DAN KEGIATAN LABORATORIUM BESERTA RISET YANG DIKERJAKAN
IV.1. PGPS MADUKISMO (PT.Madubaru)
a)      Struktur organisasi
PG-PS MADUKISMO mempunyai susunan organisasi yang dipimpin oleh Administratur. Dalam menjalankan tugasnya administratur dibantu oleh kepala-kepala bagian yang terdiri dari kepala bagian keuangan, umum, tanaman, instalasi dan pabrikasi. Administrasi juga membawahi staf secara langsung.Kepala-kepala bagian membawahi kepala sub bagian dan atau kepala seksi. Masing-masing kepala seksi membawahi sub seksi, setiap sub bagian dan seksi mempunyai tugas dan wewenang yang telah ditetapkan oleh direksi.
Adapun tugas-tugas administratur dan masing- masing kepala bagian adalah sebagai berikut:
1.      Direksi
Tugas-tugasnya adalah :
a. Menentukan tujuan serta menerapkan stategi untuk mecapai tujuan tersebut
b. Menyusun rencana kerja jangka panjang yang berkesinambungan
c. Membuat kebijakan dalam bidang keuangan dan personalia
d. Membuat kebijaka dan pedoman peyusunan tahunan

2.      Administrasi
Adalah pimpinan tertinggi yang menangani proses produksi. Tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:
a. Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi bagian-bagian dibawahnya
b. Melaksanakan policy perusahaan sesuai dengan yang ditetapkan direksi
c Mengajukan rencana poduksi.

3.      Kepala Bagian Keuangan
Tugas-tugasnya adalah:
a. Menyediakan keuangan sebagai modal kerja
b. Menyusun pembukuan dan mengurus arsip surat-surat perusahaan
c. Menyediakan keuangan untuk administrasi dan pengobatan karyawan serta memberikan dana sosial
d. Mengajukan laporan keuangan dan melaksanakan tugas lain

4.      Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
Tugas-tugas kepala bagian sumber daya manusia adalah :
a. Melaksanakan fungsi operasional berupa pengaaan tenaga kerja, latihan an pengembangan dan pemeliharaan kerja
b. Memelihara hubungan baik dengan organisasi karyawan, misal yayasan pensiunan dan koperasi karyawan
c. Kepala bagian sumber daya manusia membawahi kepala seksi pekerjaan, kepala seksi pelatihan dan pengembangan, kepala seksi poliklinik serta beberapa kepala sub seksi.

5.      Kepala Bagian Umum
Tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Membantu kepala bagian keuangan dalam menjalankan tugas pemimpin
b. Melaksanakan pengawasan terhadap orang luar yang masuk kedalam lingkungan pabrik
c. Kepala bagian umum membawahi kepala seksi rumah tangga dan sekretariat, kepala seksi kendaraan dan kepala seksi keamanan

6.      Kepala Bagian Tanaman
Tugas-tugasnya adalah sebaga berikut :
a. Mengkoordinasikan urusan tanaman mulai dari pengadaan bibit, pengolahan tanah, penanaman sampai penebangan tebu
b. Menyusun anggaran belanja tanaman
c. Menyusun kebutuhan tanaman, misal alat-alat pertanian dan pupuk

7.      Kepala Bagian Pabrikasi
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya kepala bagian pabrikasi dibantu oleh beberapa chemicer. Tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Mengatur, memimpin dan melaksanakan proses produksi
b. Memeriksa bahan pmbantu, menentukan redemen tebu dan menentukan jadwal tebang
c. Melaksanakan pengawasan mutu gula

8.      Kepala Bagian Pabrik Spiritus
Tugas-tugasnya adalah :
a. Menjalankan kebijaksanaan administratur dalam bidang produksi alkohol dan spiritus
b. Melaksanakan kebijakan-kebijakan administratur dalam hal proses produksi, pengendalian dan pemeliharaan produk serta reparasi dan perluasan instalasi pabrik alkohol dan spiritus

9.      Kepala Bagian Instalasi
Dalam melaksanakan tugasnya bagian instalasi dibantu oleh beberapa masinis yang bekerja sesuai dengan bagian-bagianny. Adapun tugas-tugas kepala bagian instalasi adalah sebagai berikut:
a. Melakukan perbaikan-perbaikan pada mesin-mesin produksi yang mengalami kerusakan
b. Memelihara dan merawat pesawat-pesawat proses produksi serta mesin-mesinnya.
b)      RISET YANG DIKERJAKAN ATAU PRODUKSI YANG DI LAKUKAN DI PG MADUKISMO

Produksi di PG madukismo ada 2 yaitu:
·         Produksi Utama ( dari PG. Madukismo )
Gula pasir dengan kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau GKP (Gula Kristal Putih). Mutu produksi di pantau oleh P3GI Pasuruan (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia).
·         Produksi Samping ( dari PS. Madukismo )
-        Alkohol murni ( kadar minimal 95% )
-        Spiritus bakar (  kadar 94% )
1.      PANENAN ( PASCA PANEN )
Tebu dipanen setelah cukup masak,dalam arti kadar gula(sakarosa) maksimal, dan kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu dilakukan analisa pendahuluan untuk mengetahui faktor kemasakan, koefesiensi daya tahan dan lain-lain. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum giling dimulai tebu diangkat dari kebun dengan truck atau roli tebu. Pelaksanaan tebang bisa dilaksanakan petani sendiri atau diserahkan pabrik dengan biaya oleh petani sesuai kesepakatan dalam FMPG ( Forum Musyawarah Produksi Gula ). Beberapa KUD yang mandiri telah dapat melaksanakan tebang angkut sendiri. Kapasitas tebang harus sama dengan kapasitas giling agar tidak terjadi stagnasi di emplasement yang akan menurunkan rendemen, dan sebaliknya kekurangan tebu akan menyebabkan berhenti giling, produksi ampas berkurang, sehigga perlu subleksi BBM untuk bahan bakar stasiun boiler, jumlah tebu ditebang per hari sekitar 3000 ton, alat transportasinya 80% menggunakan truck 20% dengan lori.
2.      PROSES PENGOLAHAN GULA DI PG MADUKISMO
·         Pemerahan Nira ( Extraction )
Tebu setelah ditebang dikirim ke stasiun gilingan (ekstraksi). Untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah) melalui alat-alat berupa unigrator mark IV digabung dengan 5 gilingan, masing-masing terdiri atas 3 rol dengan ukuran “36x 64”.
Ampas yang diperoleh sekitar 30% tebu untuk bahan bakar tebu distasiun ketel (pusat tenaga), sedangkan nira mentah akan dikirim ke stasiun pemurnian untuk proses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan sanitasi distasiun gilingan.
·         Pemurnian nira
Madukismo menggunakan sistem sulfitasi. Nira mentah ditimbang, dipanaskan 70º-75º c, direaksikan dengan susu kapur dalam defekator, dan diberi gas SO2  dalam peti sulfitasi sampai pH 7 kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100º-105ºc. Kotoran yang dihasilkan diendapkan dalam peti pengendap (dorr clarifier) dan disaring menggunakan rotary vacum filter (alat penapis hampa). Endapan padatnya (blothong) digunakan sebagai pupuk organik. Kadar gula dalam blothong ini dibawah 2%. Nira jernihnya dikirim ke satasiun penguapan.
·         Penguapan nira
Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan sistem Quadruple Effect, yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapat dinaikkan menjadi 64% dan disebut nira kental, yang siap dikristalkan di stasiun kristalisasi/stasiun masakan. Total luas bidang pemanas 5990 m VO. Nira kental yang berwarna gelap ini diberi gas SO2 sebagai bleaching/pemucatan, dan siap untuk dikristalkan.
·         Kristalisasi
Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam pan kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul kristal gula. Sistem yang dipakai yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gulaC dan D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi. Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan vacum sebesar 65 CmHg , sehingga suhu didihnya hanya 65ºC, jadi sakarosa tidak rusak akibat kena panas tinggi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan (stroop). Sebelum dipisahkan di stasiun puteran, gula lebih dahulu didinginkan di dalam palung pendingin (kultrog).
·         Puteran gula ( Centripuge )
Alat ini bertugas memisahkan gula dengan larutannya (stroop) dengan gaya sentrifugal.
·         Penyelesaian dan Gudang Gula

Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari puteran SHS dopisahkan antara gula halus, gula kasar dan gula normal dikirim ke gudang gula dan dikemas dalam karung plastik (polipropoline), kapasitas 50 kg netto. Produksi gula perhari tergantung dari rendemen gulanya, kalau rendemen 8% maka pada kapasitas 3000 tth di peroleh gula 2400 ku atau 4800 sak.
   Untuk membantu proses produksi digunakan Pembangkit Tenaga Uap atau Tenaga Listrik.Sebagai penghasil tenaga uap di gunakan 5 buah ketel pipa air newmark @ 6 ton/jam masing-masing 440 m²  VO dengan tekanan kerja 15 kg/cm dan 1 buah ketel cheng-chen kapasitas 40 ton/jam. Uap yang dihasilkan dipakai untuk menggerakkan alat-alat berat, memanaskan dan menguapkan nira dalam pan penguapan, serta untuk pembangkit tenega listrik.Sebagai bahan bakar di pakai ampas tebu yang mengandung kalori sekitar 1800 kkl/kg dan kekurangannya ditambah dengan BBM.
3.      PROSES PENGOLAHAN DI PABRIK ALKOHOL/SPIRITUS
        Didirikan bersama-sama PG. Madukismo pada tahun 1955 dengan kontraktor dari jerman timur dan mulai berproduksi 1959 (1 tahun setelah PG. berproduksi). Bahan bakunya tetes tebu (Molasses), yang merupakan hasil samping dari PG. Madukismo. Proses yang dipakai adalah peragian (Fermentasi) dan ragi yang dipakai Sacharomyces Cereviceae. Enzim yang dihasilkan oleh ragi ini mengubah gula yang masih ada dalam tetes menjadi alkohol dan gas CO2.
Reaksi Kimia
Saccarosa dihidrolisa menjadi glukosa
C12H22O11 + H2O→2C6H12O6
Glukosa bereaksi menjadi alkohol+gas CO2
C6H12O6→2C2 H5 OH+ 2CO2→alkohol
  Alkohol dibedakan atas dasar kualitas ada 2 yaitu:
1.      Alkohol teknis : yang masih mengandung aldehide,kadar ± 94℅ digunakan untuk membuat spiritus bakar.
2.       Alkohol murni: inimal kadar 95℅ bisa dipakai pada industry farmasi, kosmetik dan lain-lain.
    Hasil samping: minyak fusel ( amlaamyl alcohol )
    Pemakaian tetes: rata-rata 1 hari 900 kwt
    Produksi rata-rata 25.000 l alcohol/24 jam, terdiri dari (90℅ alcohol murni, 10℅alk0hol teknis).
Rendemen :27,0℅ l alcohol/kwt tetes.
Ada 3 tahap proses pembuatan alcohol:
1.      Masakan
Tetes diencerkan dengan air sampai kadar tertentu dan ditambah nutrisi untuk pertumbuhan ragi sebagai sumber Nitrogen dipakai pupuk urea dan sebagai sumber pospor dipakai pupuk NPK, PH diatur sekitar 4,8 dengan H2SO4 agar tidak terjadi kontaminasi dari bakteri lain.
2.      Peragian
Peragian dilaksanakan mulai volume3.010,18000 liter dan 75000 liter, waktu peragian utama berkisar 50-60jam dan kadar alcohol disampai antara 9℅  sampai 10℅.
3.      Penyulingan
Adonan yang telah selesai diragikan , dipisahkan alkoholnya (disuling) didalam pesawat penyulingan yang terdiri dari 4 kolom dan penyulingan dilakukan dengan  mengunakan tenega uap dengan tekanan 0,5 kg/cm2 suhu 120ºC.
1.      Kolom Maische
Alcohol kasar kadar ± 45℅→masuk kolom vorloop
    Hasil bawah: vinase dibuang
2.      Kolom Voorloop
Hasil atas: alkohol teknis kadar: 94℅ masih mengandung aldehide, ditampung sebagai hasil.
Hasil bawah: alkohol muda kadar ± 25℅→masuk kekolom rektifiser
3.      Kolom Rektifiser
 Hasil atas: alkohol murni (prima 1) kadar minimal 95℅ ditampung sebagai hasil.
 Hasil tengah: alkohol muda yang mengandung minyak fusel, masuk kolom nachloop.
Hasil bawah: lutter waser, air yang bebas alcohol, kadang-kadang bila perlu sebagian digunakan untuk menambah kolom voorloop sebagai bahan penyerap alcohol dan sebagian dibuang.
4.      Kolom Nachloop
Hasil atas: alkohol teknis kadar 94℅ ditampung sebagai hasil.
Hasil bawah: air yang bebas alkohol, dibuang .
Minyak fusel (Amyl Alkohol) merupakan hasil samping pabrik sepiritus, ini biasa digunakan untuk bahan baku pembuatan Essence (Amylacetat)
4.      LIMBAH INDUSTRI
jenis limbah industry yang tibul dan cara pengolahannya
1.      Limbah Padat
a)      Pasir atau Lumpur
Kotoran yang terbawa nira mentah, dipisahkan dgn dorrchone, dimanfaatkan untuk uruk lahan atas permintaan masyarakat
b)      Abu Ketel Uap
Sisa pembakaran di stasiun ketel uap, ditampung dengAn lori jading dan dimanfaatkan juga untuk uruk lahan yang memerlukan. Sekarang untuk bahan baku pupuk “Mix Madros “.
c)      Debu/Langes dari Ketel Uap
Debu /langes yang terbawa keluar lewat cerobong asa, ditangkap dengan alat penangkap debu (Dust Collector) dan ditampung dalam lori jading.
d)     Blothong
Endapan kotoran dari nira tebu yang terjadi di stasiun pemurnian nira dipisahkan dengan alat rotary vacuum filter, dimanfaatkan untuk pupuk tanaman lain, bisa juga dimanfaatkan untuk bahan lain. Jumlahnya cukup banyak, sekitar 100 ton/hari. Sekarang untuk bahan baku pupuk “Mix Madros”.
2.      Limbah Cair
a.       Bocoran Minnyak Pelumas
Berasal dari pelumas mesin-mesin di stasiun gilingan dan pelumas yang terbawa pada air cucian kendaraan garasi pabrik. Bocoran minyak pelumasini dipisahkan dalam air limbah di dalam penangkap minyak, kemudian ditampung dalam drum-drum untuk di manfaatkan lagi.
b.      Vinasse (Slop)
Berasal dari sistem penyulingan alkohol, di stasiun sulingan PS. Madukismo, jumlahnya cukup besar, sebelum sekitar 20 m³/jam, suhu: 90º pH 4-5, warnanya coklat hitam. Sebelum dibuang ke sungai, diolah terlebih dahulu di unit pengolahan limbah cair (UPLC) yang ada, dengan menggunakan sistem/cara biologis. Operasionalnya masih perlu disempurnakan lagi secara bertahap, agar hasilnya memenuhi baku mutu limbah cair dari pabrik gula. Dan limbah pabrik spiritus banyak dimanfaatkan untuk air irigasi oleh pertanian di sekitar pabrik, karena mengandung unsur N, P, dan K yang diperlukan untuk pupuk.
c.       Limbah Soda
Berasal dari cucian pan-pan penguapan di pabrik gula yang kandungan COD dan BODnya cukup tinggi. Jumlahnya relative sedikit, pengolahannya diikutkan di UPLC yang ada.
3.      Gangguan Lingkungan Yang Lain
a.       Suara Bising
Berasal dari bocoran uap yang berlebih di stasiun ketel uap, untuk meredam suara tersebut, saat ini sudah dilengkapi dengan silencer (alat peredam suara) di setiap ketel uap.
b.      Limbah Gas
Bau belerang dan bau busuk yang lain, ditanggulangi pada alat-alat yang terkait (Inhouse Keeping).
IV.2 UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul
1V.2.1 Pola Kerjasama UPT BPPTK LIPI (YOGYAKARTA) 
Beberapa produk dengan bahan baku alam seperti : destilat sirih, tepung pati bengkuang, tepung mengkudu, teh daun mengkudu, tepung jahe,tepung temu lawak, minuman seduh kelopak bunga Cranberry,sirup Cranberry, teh seduh daun jombang, saus cabai merah, teh seduh jamur lingzhie, pathilo, abon tuna, ikan tuna kaleng,tempe kari kaleng, mangut kaleng,gudeg kaleng,udang kari kaleng, sabun padat transparan sirih, tepung BMC Tempe, MP Asi Sari Tempe Instan, Chitosan farmasi grade, Chitosan food grade, Chitosan industrial grade, silase, konsentrat pakan rumanansia, lemo feed, dan lain-lain, telah dibuat dengan memanfaatkan peralatan yang dimiliki UPT BPPTK LIPI Jogjakarta. Produk-produk tersebut telah diperkenalkan melalui kerjasama dengan pengusaha swasta yang bergerak dalam bodang pemasaran. Usaha produksinya terus berkembang walaupun besarnya omset secara keseluruhan sampai saat ini masih terbatas. Kontrak kerjasama produksi dengan nilai minimal Rp. 30 juta setahun sedang dipersiapkan dan diharapkan segera dapat direalisasikan. Pengelolaannya akan dilaksanakan melalui mekanisma PNBP. Akan dibuat usulan kegiatan penelitian produksi bahan-bahan ini untuk tahun anggaran kegiatan 2011 agar kegiatan yang sudah nyata ini dapat lebih dikembangkan.
Kerjasama dalam penelitian dan implemntasi hasil-hasil Litbang yang merupakan Tupoksi UPT BPPTK LIPI. Kerjasama yang dilakukan dengan Stake Hoder baik dilingkungan LIPI maupun di luar LIPI ,bentu kerjasamanya antra lain :
a.    Kerjasama penelitian dalam bidang dari hasil pertanian dilakukan antara lain:Jarlit BAPPEDA Gunungkidul, Jarlit BAPPEDA Provinsi DIY, Akademi Gizi Yogyakarta, UGM, UMS, dll.
b.   Kerjasama produksi meliputi :
·         melasanakan ali teknologi dari hasil penelitian yang telah teruji melalui bentuk pelatihan
·         inkubasi UKM dalam peningkatan kualitas produk
·         maklun (jasa)
c.    Kerjasama pemberdayaan masyarakat (SDM) yang mencakup :
    1.sosialisasi Hasil Litbang pertanian, perikanan dan peternakan
    2.turut serta dalam asosiasi didalam kegiatan di masyarakat, seperti :pokja, plasmanutfah, kelompok pemberdayaan wanita, kelompok penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk, kelompok tani, dll.
1V.3KEGIATAN LABORATORIUM BESERTA RISET YANG DIKERJAKAN UPT BPPTK LIPI:
 Produk dari UPT BPPTK LIPI:
1)      GUDEG KALENG YANG TAHAN HINGGA SATU TAHUN
         Gudeg adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan dibumbui dengan kluwak. Penggemar makanan ini relatif banyak. Sayangnya, gudeg memiliki masa simpan cukup pendek. Proses pengalengan telah dilakukan terhadap makanan gudeg, dan produk dapat memiliki masa simpan hingga 1 tahun.
Komposisi kandungan : GIZI % per 100 g, Lemak 5.12, Protein 5.33, Karbohidrat 12.47, kadar air 73.28 dan kadar abu 1.72 terdaftar BPOM. RI . MD. 555112001035
2)      SILASE PAKAN KOMPLIT
   Masalah pemenuhan pakan ternak merupakan salah satu penyebab rendahnya produksi daging sapi. Masalah pakan ternak sapi antara lain disebabkan oleh menyempitnya lahan tumbuh pakan, musim kemarau dan berkurangnya nafsu makan ternak karena panas. Pakan ternak komplit ini merupakan salah satu hasil penelitian yang telah di ujicobakan ke sapi-sapi yang ada di Gunung Kidul. Dari hasil uji coba pakan ternak komplit menunjukkan adanya korelasi yang sangat signifikan terhadap pertumbuhan sapi.
3)      MANGUT LELE KALENG
   Mangut lele merupakan makanan khas dari daerah Bantul, Yogyakarta. Lele dimasak dengan menggunakan bumbu mangut, yang didominasi dengan kuah dari santan. Komposisi Gizi Mangut Lele Kaleng : GIZI % per 100 g, lemak 6.24, protein 6.58, karbohidrat 9.63, kadar air 75.71, kadar abu 1.66 terdaftar BPOM.RI.MD. 517112003035
4)      KOTORAN SAPI UNTUK ENERGI ALTERNATIF
   Usaha pencarian dan pengembangan energi alternatif (terbarukan) non bahan bakar minyak (BBM) terus diupayakan. Salah satunya adalah pemanfaatan kekayaan sumber daya peternakan Indonesia yang menyimpan potensi energi terbarukan, yakni biogas. Biogas merupakan sumber energi alternatif yang berasal dari kotoran sapi.
  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK) Gunung Kidul, Yogyakarta telah memunculkan suatu sistem pertanian terintegrasi atau terpadu tersebut. Sistem Pertanian Terpadu ini berangkat dari pengembangan peternakan sapi yang menghasilkan kotoran melimpah, diolah dengan alat biogas untuk menopang kebutuhan pertanian.
Alat biogas mampu menghasilkan energi bagi kebutuhan rumah tangga petani dan olahannya. Selain itu, efluen(sampah) biogas bisa digunakan sebagai sumber pupuk organik yang dipakai untuk bercocok tanam maupun tambahan hijauan pakan ternak. “Terintegrasi berarti seperti sebuah siklus. Semua komponen dalam sistem bekerja dan menghasilkan manfaat yang memberi nilai tambah ekonomi,” ungkap Satriyo Krido Wahono, Peneliti UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.
Menurutnya, selain memadukan pertanian dan peternakan, sistem ini juga merambah pada budidaya perikanan. “Ada keterkaitan antara biogas dari kotoran sapi sebagai sumber energi yang juga termanfaatkan untuk pupuk organik, dengan olahan sampah biogas untuk media budidaya ternak lain, seperti ikan,” tambahnya.
Alat biogas atau sering disebut digester biogas biasanya dibuat sesuai kebutuhan di lingkup peternakan maupun pertanian yang ada. sistem pertanian terpadu berbasis alat biogas salah satunya diujicobakan dalam penelitian di daerah Kapitan Meo, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). “Penelitian dilakukan dengan membuat unit biogas dengan kapasitas 27.000 liter,” ungkapnya.Ia menjelaskan, alat biogas itu dibuat dengan ukuran nominal penampung gas diameter 3 meter (m) dan tinggi 2,4 m. Volume tersebut diasumsikan untuk menampung kotoran sapi sebanyak 9 ekor. “Bahan pembuatan digestermenggunakan beton bertulang, saluran pengumpan dan efluen-nya (saluran sampah) dari pipa PVC diameter 4 inchi,” imbuhnya.
Kemudian, Andi Febrisiantosa, Peneliti UPT BPPTK LIPI Yogyakarta lainnya menambahkan, bakpengumpan dan efluen berasal dari pasangan bata batako dengan diameter 300 cm, tinggi 240 cm dan kapasitas tampungnya 15.000 liter.
Proses kerja biogas yaitu:
Andi menjelaskan sistem kerja alat biogas bermula dari pengumpanan digester dilakukan dengan pengglontoran dan pengenceran kotoran sapi. Pengenceran dilakukan melalui penyampuran kotoran dengan air sehingga berbentuk lumpur. Lumpur kotoran dialirkan melalui parit yang dilengkapi jeruji pada posisi dekat lubang pemasukan digester (alat biogas) untuk memisahkan sisa pakan. “Dengan adanya jeruji pemisah tersebut, sisa pakan akan tertahan sedangkan lumpurnya masuk ke dalam digester,” tambahnya.
Dikatakan Andi, alat biogas akan memproses lumpur dan menghasilkan gas yang disalurkan ke perumahan dan digunakan sebagai bahan bakar kompor dan generator set (genset) berbahan bakar gas dengan kapasitas 750 watt 220 volt. “Bahan bakar gas yang diharapkan adalah CH4 atau gas metana,” tandas Andi.
Selain menghasilkan gas untuk listrik, Satriyo menambahkan, sisa sampah biogas yang keluar dari pipa pembuangan dalam bentuk lumpur dapat pula dimanfaatkan sebagai pupuk organik. “Caranya dilakukan pemisahan antara padat dengan cair dengan pengendapan dan penyaringan. Padatan diendapkan satu malam serta cairannya disaring selanjutnya dianalisa kandungan mineralnya,” urainya.
Keduanya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik asal kandungannya sesuai yang disyaratkan. Tak hanya itu saja, dia menuturkan, sisa biogas tersebut juga bisa dipakai untuk media budidaya ikan maupun cacing (pakan ikan). “Sistem pertanian terpadu berbasis biogas berupaya mengoptimalisasi pemanfaatan limbah yang terbentuk agar lebih ramah lingkungan,” pungkasnya.
Terkadang hasil pengolahan kotoran sapi dari digester (alat biogas) belum menghasilkan gas CH4 alias metana (gas yang berperan untuk energi listrik maupun lainnya) secara maksimal. Hasilnya adalah energi gas untuk menghidupkan kompor maupun genset kurang optimal.
Satriyo Krido Wahono, Peneliti UPT BPPTK LIPI Yogyakarta mengatakan, untuk mengatasi persoalan tersebut, pihaknya telah menciptakan alat filter biogas. “Tujuan filter adalah meningkatkan performa biogas dengan pemurnian,” ujarnya.
Ia menjelaskan, spesifikasi alat ini berukuran berat 2.500 gram per paket berbentuk silinder dengan panjang antara 50-70 cm dan diameter (ukuran tengah) 10-12 cm. “Filter tersebut terpisah dari digesterdan harga di pasaran sekitar Rp 1 juta per paket,” tambahnya.
Adapun keunggulan alat itu, Satriyo menyebutkan bahwa materi penyerap mempunyai sifat/kemampuan multi-adsorpsi (membersihkan) semua gas pengotor biogas. “Dengan penggunaan filter, kadar gas metana dalam biogas dapat meningkat sebesar 5-20 % dari kadar metana awal,” tandasnya.
Keunggulan lain, lanjutnya, biogas hasil penyaringan mampu meningkatkan efisiensi konversi (pengubahan) energi listrik dengan menggunakan genset. “Energi listrik yang dihasilkan maksimal dan sesuai yang diharapkan,” imbuh dia.
Tak hanya itu saja, lelaki kelahiran Blitar Jawa Timur tersebut menuturkan, filter juga mengurangi potensi korosi pada kompor atau mesin konversi energi lainnya. Untuk pengembangan lanjutan, filter dapat dikembangkan lebih lanjut untuk pemurnian berbagai macam gas yang bersifat sebagai polutan (penyebab polusi udara), baik di cerobong asap pabrik, kendaraan bermotor dan lainnya.
Satriyo menambahkan, alat berbentuk silinder hasil penelitiannya bersama tim tersebut mengandung material penyerap berbahan padat berbasis material lokal Indonesia. “Kami membuat alat ini dengan komponen utama berasal dari dalam negeri,” tutupnya.























BAB V
                                                PENUTUP


V.1 KESIMPULAN
1.PG-PS Madukismo
mempunyai 2 hasil produksi yaitu:
1)      Produksi Utama ( dari PG. Madukismo )
Gula pasir dengan kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau GKP (Gula Kristal Putih). Mutu produksi di pantau oleh P3GI Pasuruan (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia).
2)      Produksi Samping ( dari PS. Madukismo )
 Alkohol murni ( kadar minimal 95% )
Spiritus bakar (  kadar 94% )
Proses pengolahan tebu di PG-PS Madukismo ada berberapa tahap yaitu:
1.      Pemerahan Nira ( Extraction )
2.      Pemurnian nira
3.      Penguapan nira
4.      Kristalisasi
5.      Puteran gula ( Centripuge )
6.      Penyelesaian dan gudang gula
Sedangkan proses pengolahan alcohol ada berberapa tahapan yaitu:
1.      Masakan
2.      Peragian
3.      penyulingan

2.UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul
Merupakan Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia – Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK LIPI Yogyakarta, dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor 1022/M/2002, tanggal 12 Juni 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK).
Beberapa produkolahan lipi adalah:
1.      gudeg kaleng yang tahan hingga satu tahun\
2.      Silase pakan komplit
3.      Mangut lele kaleng
4.      Kotoran sapi untuk energy dan lain-lain.



V.2 SARAN
Dalam menyusun laporan ini kami masih kurang banyak kekurangan oleh karena itu kami membutuhkan saran dan kritikan untuk memperbaiki laporan KKL ini.