Wednesday, December 14, 2016

tugas mikroindustri perbedaan kapang khamir dan bakteri

1.      BAKTERI
A.    Karakteristik Bakteri
Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophiles
Lactobacillus bulgaricus berbentuk batang. Pembentukan rantai umum dijumpai, terutama pada fase pertumbuhan logaritma lanjut. Motilitas tidak umum. Tidak membentuk spora. Gram positif berubah menjadi gram negatif dengan bertambahnya umur dan derajat keasaman. Metabolisme fermentatif. Kisaran suhu optimum biasanya 30 – 40 oC. Dijumpai dalam produk persusuan.Streptococcus thermophilus berbentuk bola. Berdiameter kurang dari 2 mm, terdapat berpasangan atau dalam rantai bila ditumbuhkan dalam medium cair. Gram positif. Kemoorganotrof. Metabolisme fermentatif . anaerobik fakultatif. Suhu optimum sekitar 37 oC.
Campuran atau kombinasi dari Lactobasillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus sering digunakan pada beberapa macam produksi yoghurt. Walaupun kedua mikroorganisme tersebut dapat digunakan secara terpisah, namun penggunaan keduanya dalam kultur starter yoghurt secara bersama-sama terbukti telah bersimbiosis dan meningkatkan efisiensi kerja kedua bakteri tersebut. Selain menyebabkan tingkat produksi asam yang lebih tinggi, Streptococcus thermophilus tumbuh lebih cepat dan menghasilkan asam dan karbondioksida.
Contoh bakteri yang berperan dalam bidang industry minuman yogurt yaitu bakteri Lactobacillus bulgaricus dan streptococcus thermopillus. Proses pembuatan yogurt sebagai  berikut :
1.      Perebusan
Siapkan seliter susu dan tuang ke dalam panci, sambil memanaskan susu di atas api sedang, aduk secukupnya. Begitu susu mulai mendidih, api dikecilkan. Biarkan susu mendidih sekitar 10 menit. Tambahkan 100 gram susu skim dan 100 gram gula halus dan aduk lagi.
2.      Pendinginan
Selesai perebusan, susu dihomogenisasi dan didinginkan hingga suhu 45oC.
Pada saat pendinginan ini ditambahkan essence 7 mL dan pewarna.
3. Penginokulasian
Siapkan starter berupa biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopillus masing-masing 30 mL. Susu dengan suhu 45oC itu diinokulasikan dengan starter tersebut. Pencampuran starter dengan susu harus merata dan dilakukan secara bersih agar tidak tercemar oleh bakteri lain.
4. Pemeraman
Suhu yang baik untuk pertumbuhan biakan yoghurt adalah sekitar 45oC.
Calon yoghurt tersebut sebaiknya diinkubasi pada suhu 45oC. Selanjutnya Anda tinggal menunggu 5 jam. Perhatikan apakah susu sudah menggumpal atau belum. Jika sudah susu boleh diangkat. Setelah yoghurt menggumpal, ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama, langsung memakannya dengan sendok. Kedua, mengaduk gumpalannya hingga pecah menjadi cairan kental merata.
5. Pasteurisasi
Untuk memperpanjang umur simpan, yoghurt harus dipasteurisasi. Caranya adalah siapkan dandang berisi air, panaskan air hingga suhu 70oC, masukkan yoghurt dan biarkan selama 15 menit. Yoghurt akan awet sampai 2 minggu.Yoghurt yang belum akan dimakan harus disimpan ke dalam lemari pendingin agar tidak bertambah asam dan rusak.
2.      KHAMIR ( YEAST  )
A.    KARAKTERISTIK Saccharomyces cerevisiae.
S. Cerevisiae merupakan kelompok mikroba yang tergolong dalam khamir (yeast). S. Cereviceae secara morfologis umumnya memiliki bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar, hanya sekitar 1-3µm sampai 1-7µm3.
Yeast yang sangat berperan dalam pembuatan roti ini termasuk eukariota uniseluler yang mempunyai keunggulan yaitu mudah dikulturkan, pertumbuhannya cepat, peta genomnya sudah dapat dipetakan dengan jelas serta mudah menerima transfer gen. S. Cerevisiae dapat ditumbuhkan di laboratorium dengan menumbuhkannya pada media tertentu, baik media padat maupun media cair. Dari segi warna, yeast yang juga sangat berperan dalam proses fermentasi alkohol ini mempunyai warna putih kekuningan yang dapat dilihat diatas permukaan tumbuh koloni, sehingga tidak seperti khamir lainnya yang seringkali tidak terlihat dibawah miskroskop karena tidak kontras dengan mediumnya. Penampilan makroskopisnya yaitu bentuk koloni yang bulat, warna yang kuning muda-keputihan, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat dengan askopora 1-8 buah5. Dilihat dari dinding selnya,S.Cerevisiae memiliki dinding sel yang mengandung a-D-Glukan, kitin, dan manoprotein. Dinding selnya ini diketahui mempunyai 3 lapisan, yaitu lapisan dalam alkali in-soluble (30-35%), lapisan tengah alkali-soluble a glukan (20-22%), serta lapisan luar adalah glikoprotein (30%) yaitu suatu karbohidrat yang tersusun dari manan yang terfosforilasi.
Saccahromyses Cerevisiae bersifat fakultatif anaerobik mengandung 68-83% air, nitrogen, karbohidrat, lipid, vitamin, mineral dan 2,5-14% kadar N total. Cara hidupnya kosmopolitan dan mudah dijumpai pada permukaan buah-buahan, nektar bunga dan dalam cairan yang mengandung gula, namun ada pula yang ditemukan pada tanah dan serangga. Selain kosmopolitan, S. Cerevisiae ini dapat pula hidup secara saprofit maupun bersimbiosis
B.     Contoh industry minuman bir yang memanfaatkan Saccahromyses Cerevisiae.
Proses pembuatan bir:
Bir dibuat dari malt (barley) dan air, kemudian diberi rasa yang khas dari bunga betina tanaman hop. Salah satu jenis ragi yang digunakan dalam pembuatan bir adalah S. cerevisiae, dikenal dengan nama top yaest, digunakan dalam pembuatan bir secara tradisional dan hasilnya disebut ale type beer yang berwarna gelap.
            Fase pertama dalam pembuatan bir ialah mengkecambahkan barley. Pengkecambahan dilakukan dengan cara merendam biji-biji di dalam air, silih berganti dengan pengeringan sebanyak 2 sampai 4 kali pada suhu 10oC sampai 15oC selama 2 – 5 hari.
            Selama perlakuan tersebut, barley akan menyerap air dan bila kandungan airnya telah berkisar antara 40 – 45%, barley disebarkan di atas lantai setebal 10 – 20 cm dan dibiarkan berkecambah. Perkecambahan dapat dipercepat dengan zat pertumbuhan giberlin sebanyak 1 ppm. Kecambah yang sudah mulai tumbuh disebut malt, yakni keadaan di mana akar belum keluar dari biji-biji. Malt lalu dikeringkan di dalam klin dan secara hati-hati di-croched dengan mesin. Malt yang diperoleh sesudahnya disebut grist, selanjutnya dimasukkan ke dalam proses mashing.
            Pada fase kedua dilakukan mashing yakni proses ekstrasi bahan terlalur dalam malt yaitu pati (starch) yang akan diuraikan langsung oleh enzim amilase menjadi maltosa. Protein dan polisakarida lainnya ikut pula terekstrasi, hal ini akan mempengaruhi mutu hasil akhir. Proses mashing selanjutnya ialah mencampur grist dengan air dan diaduk perlahan pada suhu 50 – 70oC selama 1 – 3 jam. Suhu sekitar 65 – 70oC cocok untuk penguraian pati menjadi maltosa, sedangkan suhu yang lebih rendah akan menyebabkan penguraian protein dan polisakarida lainnya. Suhu, waktu dan cara mashing berbeda-beda menurut daerah asal ir. Sesudah mashing hasil larutan ekstrak sekarang disebut wort.
            Pada fase ketiga, wort ditambahkan dengan bunga hop, lalu dipanaskan agar enzim tidak aktif dan protein mengendap. Wort yang sudah dipanaskan, didinginkan dan dipisahkan dari materi-materi yang tidak larut kemudian dialirkan ke dalam bejana untuk difermentasi. Dalam bejana fermentasi, wort diaeransi, diinokulasi dan difermentasi. Aeransi bertujuan untuk menstimulir pertumbuhan khamir, manambah jumlah sel-sel dan mendorong sintesa enzim ragi untuk mengabsorpsi dan melakukan metabolisme. Kondisi fermentasi berlangsung dalam keadaan anaerob. Tergantung pada macam bir yang akan dihasilkan. Fermentasi biasanya memakan waktu sampai 8 hari lamanya.
            Setelah fermentasi sempurna, khamir dipisahkan dengan cara pengendapan, sentrifugasi dan pengeringan. Bir kemudian dimasukkan ke dalam tong-tong penyimpanan untuk proses pematangan lebih lanjut, yang memakan waktu kurang lebih 1 – 4 minggu pada suhu 5oC. Sesudah itu bir dibotolkan atau dikalengkan, dipasteurisasi dan siap untuk dipasarkan.
3.      JAMUR
A.    KARAKTERISTIK JAMUR
Ciri-ciri spesifik Penicillium adalah hifa bersekat atau septet, miselium bercabang, biasanya tidak berwarna, konidiofora bersekat atau septet dan muncul di atas permukaan yang berasal dari hifa di bawah permukaan hifa bercabang atau tidak bercabang, kepala hifa yang membawa spora berbentuk seperti sapu, dengan sterigmata muncul dalam kelompok, konidium berbentuk rantai karena muncul satu per satu dari sterigmata. Konidium pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiruan atau kecokelatan .Morfologi P.chrysogenum dapat dilihat pada Morfologi P. chrysogenum.
Koloni Penicillium chrysogenum tumbuh baik pada medium Czapek’s Dox,diameter mencapai 4-5 cm dalam waktu 10 hari (25 ), memiliki permukaan seperti kapas, dan berwarna hijau kekuningan atau hijau agak biru pucat, sedangkan bila berumur tua warna akan semakin gelap (Gandjar et al., 1999). Menurut Pitt dan Hocking (1979), koloni Penicillium chrysogenum tumbuh secara cepat di atas medium standar pada 25 , dan pada Czapek’s Yeast Agar (CYA) menghasilkan blue-green konidium.
B.     Contoh jamur  yang berperan dalam bidang industry antibiotic penicillin yaitu
Berikut ini proses pembuatan penicillin.  
1.      Media Penicillium
Persiapan media merupakan langkah penting dalam bioproses yang secara luas adalah mempersiapkan kondisi bagi mikroorganisme yang akan menghasilkan produk. Media yang digunakan untuk Jamur Penicillium biasanya mengandung sumber karbon yang didapatkan dari corn steep liquor dan glukosa. Media juga terdiri dari garam, contohnya Magnesium sulfat, Potasium phospat, Sodium nitrat. garam ini akan menyediakan ion- ion penting yang dibutuhkan jamur dalam aktivitas metabolismenya.
2.      Sterilisasi
Media di sterilisasi pada suhu tinggi dan juga bertekanan. Biasanya fermentasi dilakukan pada Pipa sterilisasi namun juga dapat dilakukan pada reaktor fermentasi. Uap bertekanan yang digunakan untuk mensterilisasi bersuhu 120o C dan bertekanan 30 psi atau dua kali tekanan atmosfer.
3.      Fermentasi
Sistem fermentasi penisilin menggunakan metode fed batch, dimana glukosa tidak langsung ditambahkan dalam jumlah banyak pada awal proses, dikarenakan berlebihnya glukosa pada awal proses, akan menghambat kinerja jamur penisilin. Penggunaan metode fed-batch juga dikarenakan penisilin yang dihasilkan dari kapang merupakan metabolit sekunder, sehingga penggunaan metode fed-batch ini akan memperpanjang fase stationer dari kapang dan akan meningkatkan produksi penisilin. Reaktor dikondisikan pada suhu 20-24oC, pH 6-6.5 dan tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfer, yaitu 1.02. Maksud dari penggunaan tekanan yang lebih besar ini adalah untuk menghindari terjadinya kontaminasi dari luar reaktor. Pemberian udara juga merupakan hal yang penting dalam penyediaan oksigen bagi jamur. 2 m3 volume harus di sediakan udara sebanyak 2.5 m3 udara. Adanya impeler berfungsi sebagai pencampur agar penyediaan udara merata disetiap titik, putaran dari impeler disetting sekitar 200rpm.
4.      Biomass Removal
Biomass removal merupakan bagian proses yang berfungsi untuk memisahkan kapang serta impurities lain dari media yang telah mengandung penisilin. pemisahan dilakukan menggunakan metode filtrasi. Banyak tipe filtrasi yang dapat digunakan namun yang umumnya digunakan adalah Rotary Vacum Filter dikarenakan dapat secara kontinyu memfilter dan penggunaanya dalam skala besar.
5.      Acidification
Pada proses ini ditambahkan non-oxydising acid seperti asam phosphate. Penambahan asam ini berfungsi menjaga pH agar tetap pada 6-6.5 agar penisilin tidak rusak. Pada tahap ini juga ditambahkan Pelarut organik seperti Amyl Asetat yang berfungsi memisahkan penisilin dan pengotor-pengotor lain, pada tahap ini penisilin akan menjadi larutan dan pengotor akan menjadi padatan.
6.      Ekstraksi melalui proses Sentrifugal
Tahap ini dilakukan untuk memisahkan limbah padat dari cairan yang mengandung penisilin. Biasanya tubular bowl atau chamber bowl digunakan pada tahap ini. Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi kembali untuk mendapatkan penisilin murni. Pertama-tama larutan asetat dicampur dengan phosphate buffer, diikuti dengan pencampuran larutan chloroform. Larutan campuran ini akan menjadi larutan ether. Pada larutan ether penisilin yang ada kemudian dicampur dengan larutan sodium bicarbonate untuk mendapatkan penicilin-sodium salt, yang memungkinkan untuk disimpan dalam bentuk bubuk yang stabil pada temperatur ruang. Penicillin-sodium salt didapatkan dari larutan yang di sentrigugasi menggunakan basket centrifugation.
7.      Fluid Bed Drying
Pengeringan merupakan tahap dimana kandungan air dalam bubuk dihilangkan sehingga menghasilkan bubuk garam penisilin. Pada Fluid bed drying gas panas dipompakan pada dasar chamber yang berisi bubuk penicillin-sodium salt dalam kondisi vakum. Dengan demikian maka air akan dihilangkan dan dihasilkan bubuk kering dari penisilin.
8.      Penyimpanan
Penisilin disimpan dalam wadah yang  dapat menjaga kekeringan dari penisilin.











No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung, jangan lupa beri komentar ya ?