Saturday, January 13, 2018

renungan untuk pemuda

Saturday, January 13, 2018 3 Comments
Selamat malam para pemuda
Berbicara tentang pemuda kita tentunya akan berbicara pula tentang perjuangan tentunya juga asmara. Akhir-akhir ini begitu maraknya trend nikah muda, saya jadi heran apakah dalam pemikiran pemuda hanya ada soal asmara sehingga sebegitu inginnya menikah cepat, apa tidak ada lagi pemuda yang lebih sibuk memikirkan masa depan bangsanya seperti dulu. Apakah pemuda sekarang dengan akses pendidikan mudah justru malah membuat mereka tidak seproduktif pemuda zaman dahulu di era penjajahan.
Di usia 25 tahun, Hatta telah mendirikan perhimpunan Indonesia perkumpulan politik untuk merancangg kemerdekaan Indonesia.
Di usia 28 tahun Soekarno telah membacakan pledoi (pembelaaan) atas Indonesia di Landraad  Bandung
Di usia 23 tahun Rahmah El Yunusiyah telah membuat pesantren perempuan,sekolah diniya putri
Di usia 25 tahun Hamka telah berani merantau ke pulau jawa meninggalkan sumatera berguru pada Hos Tjokroaminoto dan kelak menjadi sastrawan, agamawan sampai ketua MUI pertama.
Sekarang coba merenung berapakah usia mu sekarang? Dan apa yang sudah kamu lakukan untuk Indonesia mu?
Generasi millennial memmang generasi yang serba praktis sulit diajak untuk susah sehingga banyak yang terjerumus. Balik lagi soal trend nikah muda, saya tidak melarang anak muda untuk menikah namun saya memberikan sebuah tawaran menarik untuk mari kita berkarya dan peduli akan Indonesia terlebih untuk mereka-mereka yang lemah. Sedikit miris ketika saya lebih banyak menjumpai anak muda di tempat-tempat mewah dengan pasangan kekasihnya masing-masing dari pada bergaul dengan mereka-mereka yang lemah( baca: rakyat). Miris bukan?
Mereka yang sibuk dengan urusan PRIBADI ‘’CINTA’’ lalu memutuskan nikah muda atas nama Sunnah dan halal. Please mikir kenapa kalian tidak memilih berpuasa atau menahan nafsu untuk urusan cinta di usia yang masih belia. Apa kalian tidak memikirkan sesuatu jauh dimasa depan ?
Ada lagi juga anak muda yang terjerumus dengan perjuangan ceremonial tak berpihak. Sering mendiskusikan masalah-masalah kebangsaan namun tak melibatkan mereka yang punya masalah. Contoh mendiskusikan tentang kemiskinan jarang orang miskin yang di undang pula untuk diskusi. Mengapa kita tidak sesekali mencoba berkumpul dengan mereka mendengar keluh kesahnya sehingga paling tidak kita tak terhenti dalam suatu retorika palsu tapi sebuah kenyataan. marilah mencoba mendekati rakyat yang tertindas atau miskin kita dengarkan keluh kesahnya, kita dengarkan apa yang mereka inginkan karena sudah cukup rakyat mendengarkan kita sudah waktunya kita mendengarkan mereka. Mari rasakan susahnya kehidupan mereka agar kita tahu rasanya susah. Bukankah ‘’tidak ada pemimpin besar yang terlahir dari zona nyaman’’  

Marilah pemuda kita berkarya untuk bangsa kita dan jauhkan hal-hal yang menghambat perjuangan kita, boleh menikah asal kamu mampu paling tidak kau tak hanya sibuk mengurus kehidupan pribadi mu tapi juga perlu memikirkan perjuangan untuk mereka yang lemah.



Sudahkan gerakan kita berpihak

Saturday, January 13, 2018 0 Comments
Sudahkan gerakan kita berpihak

Selamat malam sahabat blogger?
Malam ini saya gelisah, bagaimana tidak setiap hari selalu mendengar berita korupsi, presekusi dan deskriminasi. Negara kita tak henti hentinya di coba suatu masalah namun tak juga pula menemui suatu solusi. Saya pernah sempat memikirkan bahwa setiap sarjana mampu memberikan solusi mnimal satu masalah dari semua masalah yang kita hadapi karena bukankah seharusnya setiap satu sarjanya mampu menyelesaikan satu masalah di negara ini. Apa kita para generasi mileniall yang berpendidikan tidak malu atas gelar yang tersemat di nama. Apakah hanya terhenti dalam sebuah gelar untuk eksistensi dan sesuap nasi?
Kita sebagai manusia makhluk yang berakal seharusnya mampu mengelola bumi ini dengan sebaik mungkin untuk kepentingan bersama-sama bukan untuk kepentingan sendiri. Kita diturunkan atau dilahirkan kebumi membawa amanah dari Tuhan yang Maha Esa untuk berkasih sayang sesama manusia dan makhluk lainnya termasuk lingkungan yang sejatinya benda mati. Setiap manusia berhak mendapatkan kehidupan yang sama atas lainnya tanpa adanya suatu penindasan antar kelompok manusia. Namun yang terjadi saat ini ada berberapa kelompok manusia yang berusaha memonopoli kekayaan bumi ini untuk kepentingan kelompok. Sadar atau tidak sadar kita adalah orang-orang yang sengaja di lemahkan oleh mereka agar kita tak akan mampu melawannya dan mampu di perbudak olehnya. Sudah sadarkah anda?
Kita bergerak dalam hidup ini membawa misi ke ummatan dimana tujuan akhirnya adalah untuk Tuhan sang pencipta. Apabila kita sibuk mengurusi diri sendiri dan acuh akan suatu keadaan kita benar-benar jauh dari sifat kemanusiaan. Kita sudah abai dengan kewajiban kita di bumi ini. Marilah kita bergerak bersama untuk melawan mereka-mereka yang berusaha memonopoli kekayaan bumi ini karena ada generasi masa depan yang pasti akan menangis ketika tahu bahwa mereka tidak mendapatkan bagian. Apakah kita akan rela ketika anak cucu kita di masa depan akan kesulitan untuk hidup karena kekayaan sudah habis di ambil oleh kelompok tertentu untuk kepentingan individualis. Melawan adalah bagian dari kemanusiaan karena kita membawa misi keummatan atau semesta yang berkeadilan.

Marilah kita merenung apakah gerakan kita sudah berpihak ? berpihak kepada yang tertindas atau berpihak ke mereka yang memonopoli bumi? Gunakan ilmu pengetahuan yang kita punya untuk tindakan-tindakan yang berkeadilan bukan untuk kepentingan pribadi. Untuk itu kita harus berhimpun dengan mereka-mereka yang lemah mengumpulkan kekuatan umtuk melawan penindasan. Ingatlah satu hal bahwa kita melakukan ini semua atas dasar kebaikan generasi mendatang dan atas nama Tuhan. Selipkan selalu doa-doa untuk kita bersama demi senyuman generasi mendatang.
Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang menambah masalah. Tetap berjuang,,istiqomah lah,,