LAPORAN KEGIATAN LABORATORIUM dan HASIL PRODUK di PGPS MADUKISMO(PT.Madubaru) danUPT BPPTK LIPI GunungKidul Yogyakarta.
cerita leni
Tuesday, May 06, 2014
0 Comments
LAPORAN KEGIATAN LABORATORIUM dan HASIL PRODUK di PGPS MADUKISMO(PT.Madubaru)
danUPT BPPTK LIPI GunungKidul Yogyakarta.
Diajukan sebagai Laporan Kuliah Kerja Lapangan PGPS
MADUKISMO(PT.MADUBARU) dan UPT BPPTK
LIPI Gunung Kidul Yogyakarta)pada Jurusan Biologi matakuliah Teknik
instrumentasi
Dosen Pengampu :
AinunNikmatiLaily,M.Si
KholifahHolil,M.Si
Dr.TiasPramestiGriana
Disusunoleh:
1. DanangHadiUtomo (13620002)
2. LeniSetyowati (13620015)
3. NafakhatinNurSafitri (13620030)
Kelas :Biologi - A
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha pemurah,berkat
kemurahanNYA kami dapat menyelesaikan “Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) PGPS
MADUKISMO (PT.Madubaru) dan UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul.”
Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknik Instrumentasi pada program studi Biologi. Kami menyadari bahwa tidak sedikit
masalah dan tantangan dalam proses penulisan laporan ini,namun syukur
Alhamdulillah laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu berkat bantuan
beberapa pihak.
Demikian,maka
selayaknya kami haturkan terima kasih kapada :
1.Allah
SWT yang senantiasa memberikan kelancaran selama masa bimbingan hingga saat ini
2.Ibu
Dr.Evika selaku sandi savitri selaku ketua jurusan biologi.
3.Ibu
Ainun Nikmati Laily M.Si, Kholifah Holil M.Si, Dr.Tias Pramesti Griana selaku
dosen pengampu mata kuliah Teknik Instrumentasi
4.Teman-teman
semua yang turut serta membantu kelancaran KKL
Semoga laporan ini
mengandung ilmu yang bermanfaat bagi kami maupun pembaca untuk di kemudian
hari.
Kami menyadari bahwa meskipun telah berusaha dengan baik,namun
masih banyak yang perlu diperbaiki dalam laporan ini.
Daftar Isi
Kata pengantar………………………………………………………2
Daftar isi……………………………………………………………..3
Daftar gambar………………………………………………………..4
BAB
I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang………………………………………………6
b.
Identifikasi Masalah…………………………………………6
c.
Maksud dan Tujuan Laporan KKL…………………………..7
d.
Kegunaan Laporan KKL…………………………………….7
e.
Kerangka Pemikiran………………………………………...7
f.
Metode Penelitian dalam Pelaporan KKL…………………...7
g.
Lokasi dan Waktu…………………………………………...7
BAB
II TINJAUAN PUSATAKA
2.1 PGPS
Madukismo…………………………………………8
2.2 UPT
BPPTKI LIPI Gunung kidul………………………...8
BAB
III OBYEK KKL
3.1
Obyek KKL………………………………………………10
BAB
IV PEMBAHASAN ORGANISASI DAN KEGIATAN LA
BORATORIUM
BESRTA RISET YANG DIKERJAKAN
1.1
PGPS MADUKISMO…………………………………….11
1.2
UPT BPPTK LIPI Gunung kidul…………………………18
1.3
Kegiatan laboratorium beserta riset yang dikerjakan
…….19
BAB
V PENUTUP
5.1
Kesimpulan……………………………………………….25
5.2
Saran……………………………………………………...26
Daftar Gambar
1.PGPS MADUKISMO (PT.Madubaru)
Gambar
|
Keterangan
|
2.UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul
Gambar
|
Keterangan
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. LataBelakang
Untuk
menciptakan lulusan biologi yang unggul dan berkualitas jurusan biologi UIN
MALIKI MALANG mengadakan KKL untuk memenuhi tugas matakuliah teknik
instrumentasi .
Pada KKL
kali ini mahasiswa
Program Studi Biologi Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang
berkunjung ke PG PS MADUKISMO (PT.Madubaru) Yogyakarta. PG PS MADUKISMO
(PT.Madubaru) yang berlokasi didaerah kabupaten Bantul Provinsi DIY mempunyai
usaha pokok pabrik gula dan pabrik alkohol spritus madukismo dengan potensi dan
peluang pengembangan usaha yang potensial masih memiliki kesempatan tumbuh dan
berkembang menjadi suatu perusahaan agro industri yang berbasis tebu dan
dikelola secara profesional dan inovatif mengahadapi persaingan bebas di era
globalisasi dengan petani sebagai mitra sejati.
Selanjutnya
mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim
Malang berkunjung keUPT BPPTK LIPI Gunung kidul yogyakarta, kunjungan
dimaksudkan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang penelitian dan
sekaligus untuk mengetahui lebih jauh tentang jalannya kegiatan penelitian yang
ada di LIPI (Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia). Mahasiswa diterima oleh
Ka. UPT BPPTK LIPI Hardi Julendra, S.Pt.,M.Sc., rombongan mahasiswa/i beserta
dosen pendamping mengikuti pengenalan dan audiensi tentang LIPI seputar struktur
organisasi, tugas pokok dan fungsi serta karya yang telah dihasilkan dari
kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK di UPT Balai Pengembangan Proses dan
Teknologi Kimia LIPI, sebelum meninggalkan gunungkidul, rombongan Mahasiswa
menyempatkan untuk melihat langsung area dan lokasi pelaksanaan penelitian
diantaranya ruang pengalengan, laboratorium kimia, ruang proses dan beberapa
tempat lainnya.
B. Identifikasi
masalah
1. Bagaimana proses pengolahan gula yang ada
di PG PS MADUKISMO (PT.Madubaru) dan
segala produk yang ada didalamnya?
2. Bagaimana penelitian yang ada UPT BPPTK
LIPI Gunung Kidul dan hasil karya yang ada di dalam nya.?
C. Maksud dan
Tujuan laporan
1. Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang proses
pengolahan gula yang ada di PG PS
MADUKISMO (PT.Madubaru) dan segala produk yang ada di dalamnya?
2.
Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang penelitian
yang ada UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul dan hasil karya yang ada di dalam nya.?
D. kegunaan laporan
Laporan ini digunakan untuk memenuhi tugas
mata kuliah teknik instrumentasi
E. Kerangka
pemikiran
Kerangka pemikiran dalam laporan KKL ini
adalah ingin memberi wawasan kepada mahasiswa biologi tentang dunia industry
dan lipi agar mereka dapat merancang masa depan mereka setelah lulus dari
universitas.
F.
Metode
Penelitian dalam Pelaporan KKL
Metode penelitian pada KKL ini adalah dengan cara mewawancarai
pihak-pihak yang bertugas di PGPS MADUKISMO dan UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul
G.
LOKASI dan WAKTU
KKL kali ini dilaksanakan pada tanggal 15-17
april 2014 .ada dua temp[at yang menjadi pbyek KKL yaitu:
1.
PG
PS MADUBARU Lokasi pabrik
guka dan spiritus Madukismo terletak di jalan yang dahulunya juga digunakan
untuk pabrik gula Padokan Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
2.
Unit
Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia-Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.terletak diDesa Gading, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul yang
berjarak sekitar 31,5 km dari Yogyakarta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 PGPS MADUKISMO (PT.Madubaru)
PT.Madubaru atau di
kenal juga dengan nama PT Madukismo ini selalu berkembang. Dapat dilihat dengan
peralatan yang di gunakanpun jauh lebih modern. Hasil dari produk gula pun
semakin meningkat seiring penambahan dan pergantian alat yang lebih modern .
Dengan perlatan yang semakin canggih maka para pekerjapun di tuntut untuk lebih
mengerti dan memahami, sehingga mampu menangani kemungkinan kerusakan alat yang
terjadi kapan saja. Selaian dari pada faktor – faktor penunjang yang lain maka
seorang teknisi harus dapat memberikan servis berkala terhadap alat ataupun
mesin – mesin yang bekerja selama 24 jam tersebut. Dengan demikian maka dapat
memperkecil kerusakan alat yang menyebakan kerugian yang lebih besar.
Pabrik gula dan pabrik spiritus (PGPS) Madukismo berdampak
positif maupun negatif terhadap masyarakat sekitar. Dampak positif yaitu
memberikan lapangan kerja baik langsung dalam pabrik maupun di luar pabrik,
sehingga mampu menekan jumlah pengangguran. Sedangkan dampak negatifnya yaitu
menghasilkan limbah cair yang berasal dari proses pencucian dan pemasakan yang
menghasilkan efek asam atau alkali dengan kandungan garam yang cukup tinggi.
Dan juga menghasilkan Limbah padat yang berupa sisa perasan tebu. Namun
sebenarnya jika kita kaji ternyata limbah cair tersebut mengandung unsur unsur
hara yang berguna (N, P, K, Ca, Mg dan lain sebagainya) yang dapat membantu
memelihara kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman baik tebu, padi
maupun tanaman lainnya.
II.2 UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul
Unit Pelaksana Teknis
Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia – Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK LIPI Yogyakarta, dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor
1022/M/2002, tanggal 12 Juni 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai
Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK).
Balai Pengembangan
Proses dan Teknologi Kimia mempunyai tugas melaksanakan pengembangan ,
pemanfaatan dan penerapan hasil penelitian di bidang proses dan teknologi kimia,
pangan dan pakan, farmasi dan teknologi lingkungan.
UPT BPPTK LIPI
Yogyakarta menyelenggarakan fungsi :
1. Mempersiapkan rencana,
memantau, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanakan program dibidang proses
dan teknologi kimia.
2. Melakukan kerjasama
dengan lembaga penelitian lain, baik dilingkungan LIPI maupun diluar LIPI dalam rangka mengembangkan proses dan
teknologi secara kimia yang diperlukan oleh masyarakat.
3. Melakukan uji teknologi
ekonomi dari skala penelitian kedalam skala pilot plan semua hasil proses dan
teknologi kimia.
4. Melakukan pengembangan
hasil proses dan teknologi kimia dan memproduksinya untuk kepentingan
masyarakat luas.
5. Melakukan pemanfaatan hasil
penelitian dibidang proses dan teknologi kimia yang diperlukan oleh masyarakat
dan telah dibuktikan melalui uji coba pemasyarakatannya baik kualitas maupun
kuantitasnya.
6. Melakukan pemasyarakatan semua hasil-hasil penelitian bidang kimia.
7. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Kegiatan –kegiatan melaksanakan tugas dan fungsi diatas ditekankan pada
pengembangan, pemanfaatan, dan penerapan hasil penelitian dibidang proses dan
teknologi kimia, pangan, pakan, farmasi dan teknologi lingkungan. Fungsi yang
diselenggarakan pada dasarnya mencakup pengembangan, pengelolaan, dan penerapan
hasil penelitian dalam bidang proses dan teknologi kimia untuk kepentingan
masyarakat.
BAB III
OBYEK KKL
3.1 Obyek KKL kali ini adalah:
3.
PG
PS MADUBARU Lokasi pabrik
guka dan spiritus Madukismo terletak di jalan yang dahulunya juga digunakan
untuk pabrik gula Padokan Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
4.
Unit
Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia-Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.terletak diDesa Gading, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul yang
berjarak sekitar 31,5 km dari Yogyakarta
BAB IV
PEMBAHASAN
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEGIATAN LABORATORIUM BESERTA RISET YANG DIKERJAKAN
IV.1.
PGPS MADUKISMO (PT.Madubaru)
a)
Struktur organisasi
PG-PS
MADUKISMO mempunyai susunan organisasi yang dipimpin oleh Administratur. Dalam
menjalankan tugasnya administratur dibantu oleh kepala-kepala bagian yang
terdiri dari kepala bagian keuangan, umum, tanaman, instalasi dan pabrikasi.
Administrasi juga membawahi staf secara langsung.Kepala-kepala bagian membawahi
kepala sub bagian dan atau kepala seksi. Masing-masing kepala seksi membawahi
sub seksi, setiap sub bagian dan seksi mempunyai tugas dan wewenang yang telah
ditetapkan oleh direksi.
Adapun
tugas-tugas administratur dan masing- masing kepala bagian adalah sebagai
berikut:
1.
Direksi
Tugas-tugasnya adalah :
a. Menentukan tujuan serta menerapkan stategi
untuk mecapai tujuan tersebut
b. Menyusun rencana kerja jangka panjang yang
berkesinambungan
c. Membuat kebijakan dalam bidang keuangan dan
personalia
d. Membuat kebijaka dan pedoman peyusunan
tahunan
2.
Administrasi
Adalah pimpinan tertinggi yang
menangani proses produksi. Tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:
a. Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi
bagian-bagian dibawahnya
b. Melaksanakan policy perusahaan sesuai dengan
yang ditetapkan direksi
c Mengajukan rencana poduksi.
3.
Kepala
Bagian Keuangan
Tugas-tugasnya adalah:
a. Menyediakan keuangan sebagai modal kerja
b. Menyusun pembukuan dan mengurus arsip
surat-surat perusahaan
c. Menyediakan keuangan untuk administrasi dan
pengobatan karyawan serta memberikan dana sosial
d. Mengajukan laporan keuangan dan melaksanakan
tugas lain
4.
Kepala
Bagian Sumber Daya Manusia
Tugas-tugas kepala bagian
sumber daya manusia adalah :
a. Melaksanakan fungsi operasional berupa
pengaaan tenaga kerja, latihan an pengembangan dan pemeliharaan kerja
b. Memelihara hubungan baik dengan organisasi
karyawan, misal yayasan pensiunan dan koperasi karyawan
c. Kepala bagian sumber daya manusia membawahi
kepala seksi pekerjaan, kepala seksi pelatihan dan pengembangan, kepala seksi
poliklinik serta beberapa kepala sub seksi.
5.
Kepala
Bagian Umum
Tugas-tugasnya adalah sebagai
berikut :
a. Membantu kepala bagian keuangan dalam
menjalankan tugas pemimpin
b. Melaksanakan pengawasan terhadap orang luar
yang masuk kedalam lingkungan pabrik
c. Kepala bagian umum membawahi kepala seksi
rumah tangga dan sekretariat, kepala seksi kendaraan dan kepala seksi keamanan
6.
Kepala
Bagian Tanaman
Tugas-tugasnya adalah sebaga
berikut :
a. Mengkoordinasikan urusan tanaman mulai dari
pengadaan bibit, pengolahan tanah, penanaman sampai penebangan tebu
b. Menyusun anggaran belanja tanaman
c. Menyusun kebutuhan tanaman, misal alat-alat
pertanian dan pupuk
7.
Kepala
Bagian Pabrikasi
Dalam melaksanakan
tugas-tugasnya kepala bagian pabrikasi dibantu oleh beberapa chemicer.
Tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Mengatur, memimpin dan melaksanakan proses
produksi
b. Memeriksa bahan pmbantu, menentukan redemen
tebu dan menentukan jadwal tebang
c. Melaksanakan pengawasan mutu gula
8.
Kepala
Bagian Pabrik Spiritus
Tugas-tugasnya adalah :
a. Menjalankan kebijaksanaan administratur
dalam bidang produksi alkohol dan spiritus
b. Melaksanakan kebijakan-kebijakan
administratur dalam hal proses produksi, pengendalian dan pemeliharaan produk
serta reparasi dan perluasan instalasi pabrik alkohol dan spiritus
9.
Kepala
Bagian Instalasi
Dalam melaksanakan tugasnya
bagian instalasi dibantu oleh beberapa masinis yang bekerja sesuai dengan
bagian-bagianny. Adapun tugas-tugas kepala bagian instalasi adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan perbaikan-perbaikan pada
mesin-mesin produksi yang mengalami kerusakan
b. Memelihara dan merawat pesawat-pesawat proses
produksi serta mesin-mesinnya.
b)
RISET
YANG DIKERJAKAN ATAU PRODUKSI YANG DI LAKUKAN DI PG MADUKISMO
Produksi di PG madukismo ada 2
yaitu:
·
Produksi
Utama ( dari PG. Madukismo )
Gula pasir dengan kualitas SHS
IA (Superior Head Sugar) atau GKP (Gula Kristal Putih). Mutu produksi di pantau
oleh P3GI Pasuruan (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia).
·
Produksi
Samping ( dari PS. Madukismo )
-
Alkohol murni ( kadar minimal 95% )
-
Spiritus bakar ( kadar 94% )
1.
PANENAN
( PASCA PANEN )
Tebu dipanen setelah cukup
masak,dalam arti kadar gula(sakarosa) maksimal, dan kadar gula pecahan
(monosakarida) minimal. Untuk itu dilakukan analisa pendahuluan untuk
mengetahui faktor kemasakan, koefesiensi daya tahan dan lain-lain. Ini
dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum giling dimulai tebu diangkat dari kebun
dengan truck atau roli tebu. Pelaksanaan tebang bisa dilaksanakan petani
sendiri atau diserahkan pabrik dengan biaya oleh petani sesuai kesepakatan
dalam FMPG ( Forum Musyawarah Produksi Gula ). Beberapa KUD yang mandiri telah
dapat melaksanakan tebang angkut sendiri. Kapasitas tebang harus sama dengan
kapasitas giling agar tidak terjadi stagnasi di emplasement yang akan
menurunkan rendemen, dan sebaliknya kekurangan tebu akan menyebabkan berhenti
giling, produksi ampas berkurang, sehigga perlu subleksi BBM untuk bahan bakar
stasiun boiler, jumlah tebu ditebang per hari sekitar 3000 ton, alat
transportasinya 80% menggunakan truck 20% dengan lori.
2.
PROSES
PENGOLAHAN GULA DI PG MADUKISMO
·
Pemerahan
Nira ( Extraction )
Tebu setelah ditebang dikirim
ke stasiun gilingan (ekstraksi). Untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas)
dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah) melalui alat-alat berupa
unigrator mark IV digabung dengan 5 gilingan, masing-masing terdiri atas 3 rol
dengan ukuran “36x 64”.
Ampas yang diperoleh sekitar
30% tebu untuk bahan bakar tebu distasiun ketel (pusat tenaga), sedangkan nira
mentah akan dikirim ke stasiun pemurnian untuk proses lebih lanjut. Untuk
mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan sanitasi distasiun gilingan.
·
Pemurnian
nira
Madukismo menggunakan sistem
sulfitasi. Nira mentah ditimbang, dipanaskan 70º-75º c, direaksikan dengan susu
kapur dalam defekator, dan diberi gas SO2
dalam peti sulfitasi sampai pH 7 kemudian dipanaskan lagi sampai suhu
100º-105ºc. Kotoran yang dihasilkan diendapkan dalam peti pengendap (dorr
clarifier) dan disaring menggunakan rotary vacum filter (alat penapis hampa).
Endapan padatnya (blothong) digunakan sebagai pupuk organik. Kadar gula dalam
blothong ini dibawah 2%. Nira jernihnya dikirim ke satasiun penguapan.
·
Penguapan
nira
Nira jernih dipekatkan di
dalam pesawat penguapan dengan sistem Quadruple Effect, yang disusun secara
interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Nira encer dengan
padatan terlarut 16% dapat dinaikkan menjadi 64% dan disebut nira kental, yang
siap dikristalkan di stasiun kristalisasi/stasiun masakan. Total luas bidang
pemanas 5990 m VO. Nira kental yang berwarna gelap ini diberi gas SO2 sebagai
bleaching/pemucatan, dan siap untuk dikristalkan.
·
Kristalisasi
Nira kental dari stasiun
penguapan ini diuapkan lagi dalam pan kristalisasi sampai lewat jenuh hingga
timbul kristal gula. Sistem yang dipakai yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula
produk, gulaC dan D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur
untuk dimasak lagi. Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan vacum sebesar 65
CmHg , sehingga suhu didihnya hanya 65ºC, jadi sakarosa tidak rusak akibat kena
panas tinggi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan
(stroop). Sebelum dipisahkan di stasiun puteran, gula lebih dahulu didinginkan
di dalam palung pendingin (kultrog).
·
Puteran
gula ( Centripuge )
Alat ini bertugas memisahkan
gula dengan larutannya (stroop) dengan gaya sentrifugal.
·
Penyelesaian
dan Gudang Gula
Dengan alat penyaring gula,
gula SHS dari puteran SHS dopisahkan antara gula halus, gula kasar dan gula
normal dikirim ke gudang gula dan dikemas dalam karung plastik (polipropoline),
kapasitas 50 kg netto. Produksi gula perhari tergantung dari rendemen gulanya,
kalau rendemen 8% maka pada kapasitas 3000 tth di peroleh gula 2400 ku atau
4800 sak.
Untuk membantu proses produksi digunakan
Pembangkit Tenaga Uap atau Tenaga Listrik.Sebagai penghasil tenaga uap di
gunakan 5 buah ketel pipa air newmark @ 6 ton/jam masing-masing 440 m² VO dengan tekanan kerja 15 kg/cm dan 1 buah
ketel cheng-chen kapasitas 40 ton/jam. Uap yang dihasilkan dipakai untuk
menggerakkan alat-alat berat, memanaskan dan menguapkan nira dalam pan
penguapan, serta untuk pembangkit tenega listrik.Sebagai bahan bakar di pakai
ampas tebu yang mengandung kalori sekitar 1800 kkl/kg dan kekurangannya
ditambah dengan BBM.
3.
PROSES
PENGOLAHAN DI PABRIK ALKOHOL/SPIRITUS
Didirikan bersama-sama PG. Madukismo
pada tahun 1955 dengan kontraktor dari jerman timur dan mulai berproduksi 1959
(1 tahun setelah PG. berproduksi). Bahan bakunya tetes tebu (Molasses), yang
merupakan hasil samping dari PG. Madukismo. Proses yang dipakai adalah peragian
(Fermentasi) dan ragi yang dipakai Sacharomyces Cereviceae. Enzim yang
dihasilkan oleh ragi ini mengubah gula yang masih ada dalam tetes menjadi
alkohol dan gas CO2.
Reaksi Kimia
Saccarosa dihidrolisa menjadi glukosa
C12H22O11 + H2O→2C6H12O6
Glukosa bereaksi menjadi alkohol+gas CO2
C6H12O6→2C2 H5 OH+
2CO2→alkohol
Alkohol dibedakan atas dasar kualitas ada 2
yaitu:
1.
Alkohol
teknis : yang masih mengandung aldehide,kadar ± 94℅ digunakan untuk membuat
spiritus bakar.
2.
Alkohol murni: inimal kadar 95℅ bisa dipakai
pada industry farmasi, kosmetik dan lain-lain.
Hasil
samping: minyak fusel ( amlaamyl alcohol )
Pemakaian tetes: rata-rata 1 hari 900 kwt
Produksi rata-rata 25.000 l alcohol/24 jam, terdiri dari (90℅ alcohol
murni, 10℅alk0hol teknis).
Rendemen :27,0℅ l alcohol/kwt tetes.
Ada 3 tahap proses pembuatan
alcohol:
1.
Masakan
Tetes diencerkan dengan air sampai kadar
tertentu dan ditambah nutrisi untuk pertumbuhan ragi sebagai sumber Nitrogen
dipakai pupuk urea dan sebagai sumber pospor dipakai pupuk NPK, PH diatur
sekitar 4,8 dengan H2SO4 agar tidak terjadi kontaminasi dari bakteri lain.
2.
Peragian
Peragian dilaksanakan mulai volume3.010,18000
liter dan 75000 liter, waktu peragian utama berkisar 50-60jam dan kadar alcohol
disampai antara 9℅ sampai 10℅.
3.
Penyulingan
Adonan yang telah selesai diragikan ,
dipisahkan alkoholnya (disuling) didalam pesawat penyulingan yang terdiri dari
4 kolom dan penyulingan dilakukan dengan
mengunakan tenega uap dengan tekanan 0,5 kg/cm2 suhu 120ºC.
1.
Kolom
Maische
Alcohol
kasar kadar ± 45℅→masuk kolom vorloop
Hasil
bawah: vinase dibuang
2.
Kolom
Voorloop
Hasil atas: alkohol teknis
kadar: 94℅ masih mengandung aldehide, ditampung sebagai hasil.
Hasil bawah: alkohol muda
kadar ± 25℅→masuk kekolom rektifiser
3.
Kolom
Rektifiser
Hasil atas: alkohol murni (prima 1) kadar
minimal 95℅ ditampung sebagai hasil.
Hasil tengah: alkohol muda yang mengandung
minyak fusel, masuk kolom nachloop.
Hasil bawah: lutter waser, air yang bebas
alcohol, kadang-kadang bila perlu sebagian digunakan untuk menambah kolom
voorloop sebagai bahan penyerap alcohol dan sebagian dibuang.
4.
Kolom
Nachloop
Hasil atas: alkohol teknis kadar 94℅ ditampung
sebagai hasil.
Hasil bawah: air yang bebas alkohol, dibuang .
Minyak fusel (Amyl Alkohol)
merupakan hasil samping pabrik sepiritus, ini biasa digunakan untuk bahan baku
pembuatan Essence (Amylacetat)
4.
LIMBAH
INDUSTRI
jenis limbah industry yang tibul
dan cara pengolahannya
1.
Limbah
Padat
a)
Pasir
atau Lumpur
Kotoran yang terbawa nira
mentah, dipisahkan dgn dorrchone, dimanfaatkan untuk uruk lahan atas permintaan
masyarakat
b)
Abu
Ketel Uap
Sisa pembakaran di stasiun
ketel uap, ditampung dengAn lori jading dan dimanfaatkan juga untuk uruk lahan
yang memerlukan. Sekarang untuk bahan baku pupuk “Mix Madros “.
c)
Debu/Langes
dari Ketel Uap
Debu /langes yang terbawa
keluar lewat cerobong asa, ditangkap dengan alat penangkap debu (Dust
Collector) dan ditampung dalam lori jading.
d)
Blothong
Endapan kotoran dari nira tebu
yang terjadi di stasiun pemurnian nira dipisahkan dengan alat rotary vacuum
filter, dimanfaatkan untuk pupuk tanaman lain, bisa juga dimanfaatkan untuk
bahan lain. Jumlahnya cukup banyak, sekitar 100 ton/hari. Sekarang untuk bahan
baku pupuk “Mix Madros”.
2.
Limbah
Cair
a.
Bocoran
Minnyak Pelumas
Berasal dari pelumas
mesin-mesin di stasiun gilingan dan pelumas yang terbawa pada air cucian
kendaraan garasi pabrik. Bocoran minyak pelumasini dipisahkan dalam air limbah
di dalam penangkap minyak, kemudian ditampung dalam drum-drum untuk di
manfaatkan lagi.
b.
Vinasse
(Slop)
Berasal dari sistem
penyulingan alkohol, di stasiun sulingan PS. Madukismo, jumlahnya cukup besar,
sebelum sekitar 20 m³/jam, suhu: 90º pH 4-5, warnanya coklat hitam. Sebelum
dibuang ke sungai, diolah terlebih dahulu di unit pengolahan limbah cair (UPLC)
yang ada, dengan menggunakan sistem/cara biologis. Operasionalnya masih perlu
disempurnakan lagi secara bertahap, agar hasilnya memenuhi baku mutu limbah
cair dari pabrik gula. Dan limbah pabrik spiritus banyak dimanfaatkan untuk air
irigasi oleh pertanian di sekitar pabrik, karena mengandung unsur N, P, dan K
yang diperlukan untuk pupuk.
c.
Limbah
Soda
Berasal dari cucian pan-pan
penguapan di pabrik gula yang kandungan COD dan BODnya cukup tinggi. Jumlahnya
relative sedikit, pengolahannya diikutkan di UPLC yang ada.
3.
Gangguan
Lingkungan Yang Lain
a.
Suara
Bising
Berasal dari bocoran uap yang
berlebih di stasiun ketel uap, untuk meredam suara tersebut, saat ini sudah
dilengkapi dengan silencer (alat peredam suara) di setiap ketel uap.
b.
Limbah
Gas
Bau belerang dan bau busuk
yang lain, ditanggulangi pada alat-alat yang terkait (Inhouse Keeping).
IV.2 UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul
1V.2.1 Pola Kerjasama UPT BPPTK LIPI
(YOGYAKARTA)
Beberapa produk dengan
bahan baku alam seperti : destilat sirih, tepung pati bengkuang, tepung
mengkudu, teh daun mengkudu, tepung jahe,tepung temu lawak, minuman seduh
kelopak bunga Cranberry,sirup Cranberry, teh seduh daun jombang, saus cabai
merah, teh seduh jamur lingzhie, pathilo, abon tuna, ikan tuna kaleng,tempe
kari kaleng, mangut kaleng,gudeg kaleng,udang kari kaleng, sabun padat
transparan sirih, tepung BMC Tempe, MP Asi Sari Tempe Instan, Chitosan farmasi
grade, Chitosan food grade, Chitosan industrial grade, silase, konsentrat pakan
rumanansia, lemo feed, dan lain-lain, telah dibuat dengan memanfaatkan
peralatan yang dimiliki UPT BPPTK LIPI Jogjakarta. Produk-produk tersebut telah
diperkenalkan melalui kerjasama dengan pengusaha swasta yang bergerak dalam
bodang pemasaran. Usaha produksinya terus berkembang walaupun besarnya omset
secara keseluruhan sampai saat ini masih terbatas. Kontrak kerjasama produksi
dengan nilai minimal Rp. 30 juta setahun sedang dipersiapkan dan diharapkan
segera dapat direalisasikan. Pengelolaannya akan dilaksanakan melalui mekanisma
PNBP. Akan dibuat usulan kegiatan penelitian produksi bahan-bahan ini untuk
tahun anggaran kegiatan 2011 agar kegiatan yang sudah nyata ini dapat lebih
dikembangkan.
Kerjasama dalam
penelitian dan implemntasi hasil-hasil Litbang yang merupakan Tupoksi UPT BPPTK
LIPI. Kerjasama yang dilakukan dengan Stake Hoder baik dilingkungan LIPI maupun
di luar LIPI ,bentu kerjasamanya antra lain :
a. Kerjasama penelitian
dalam bidang dari hasil pertanian dilakukan antara lain:Jarlit BAPPEDA
Gunungkidul, Jarlit BAPPEDA Provinsi DIY, Akademi Gizi Yogyakarta, UGM, UMS,
dll.
b. Kerjasama produksi
meliputi :
·
melasanakan ali teknologi dari hasil penelitian yang telah teruji melalui
bentuk pelatihan
·
inkubasi UKM dalam peningkatan kualitas produk
·
maklun (jasa)
c. Kerjasama pemberdayaan
masyarakat (SDM) yang mencakup :
1.sosialisasi Hasil Litbang pertanian, perikanan dan
peternakan
2.turut serta dalam asosiasi
didalam kegiatan di masyarakat, seperti :pokja, plasmanutfah, kelompok
pemberdayaan wanita, kelompok penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk,
kelompok tani, dll.
1V.3KEGIATAN
LABORATORIUM BESERTA RISET YANG DIKERJAKAN UPT BPPTK LIPI:
Produk dari UPT BPPTK LIPI:
1) GUDEG KALENG YANG TAHAN
HINGGA SATU TAHUN
Gudeg adalah makanan khas Yogyakarta
dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan
dibumbui dengan kluwak. Penggemar makanan ini relatif banyak. Sayangnya, gudeg
memiliki masa simpan cukup pendek. Proses pengalengan telah dilakukan terhadap
makanan gudeg, dan produk dapat memiliki masa simpan hingga 1 tahun.
Komposisi kandungan :
GIZI % per 100 g, Lemak 5.12, Protein 5.33, Karbohidrat 12.47, kadar air 73.28
dan kadar abu 1.72 terdaftar BPOM. RI . MD. 555112001035
2) SILASE PAKAN KOMPLIT
Masalah pemenuhan pakan ternak merupakan
salah satu penyebab rendahnya produksi daging sapi. Masalah pakan ternak sapi
antara lain disebabkan oleh menyempitnya lahan tumbuh pakan, musim kemarau dan
berkurangnya nafsu makan ternak karena panas. Pakan ternak komplit ini
merupakan salah satu hasil penelitian yang telah di ujicobakan ke sapi-sapi
yang ada di Gunung Kidul. Dari hasil uji coba pakan ternak komplit menunjukkan
adanya korelasi yang sangat signifikan terhadap pertumbuhan sapi.
3) MANGUT LELE KALENG
Mangut lele merupakan makanan khas dari
daerah Bantul, Yogyakarta. Lele dimasak dengan menggunakan bumbu mangut, yang
didominasi dengan kuah dari santan. Komposisi Gizi Mangut Lele Kaleng : GIZI %
per 100 g, lemak 6.24, protein 6.58, karbohidrat 9.63, kadar air 75.71, kadar
abu 1.66 terdaftar BPOM.RI.MD. 517112003035
4) KOTORAN SAPI UNTUK
ENERGI ALTERNATIF
Usaha pencarian dan pengembangan energi
alternatif (terbarukan) non bahan bakar minyak (BBM) terus diupayakan. Salah
satunya adalah pemanfaatan kekayaan sumber daya peternakan Indonesia yang
menyimpan potensi energi terbarukan, yakni biogas. Biogas merupakan sumber
energi alternatif yang berasal dari kotoran sapi.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengembangan Proses dan Teknologi
Kimia (BPPTK) Gunung Kidul, Yogyakarta telah memunculkan suatu sistem pertanian
terintegrasi atau terpadu tersebut. Sistem Pertanian Terpadu ini berangkat dari
pengembangan peternakan sapi yang menghasilkan kotoran melimpah, diolah dengan
alat biogas untuk menopang kebutuhan pertanian.
Alat biogas mampu menghasilkan energi bagi kebutuhan
rumah tangga petani dan olahannya. Selain itu, efluen(sampah) biogas bisa
digunakan sebagai sumber pupuk organik yang dipakai untuk bercocok tanam maupun
tambahan hijauan pakan ternak. “Terintegrasi berarti seperti sebuah siklus.
Semua komponen dalam sistem bekerja dan menghasilkan manfaat yang memberi nilai
tambah ekonomi,” ungkap Satriyo Krido Wahono, Peneliti UPT BPPTK LIPI
Yogyakarta.
Menurutnya, selain
memadukan pertanian dan peternakan, sistem ini juga merambah pada budidaya
perikanan. “Ada keterkaitan antara biogas dari kotoran sapi sebagai sumber
energi yang juga termanfaatkan untuk pupuk organik, dengan olahan sampah biogas
untuk media budidaya ternak lain, seperti ikan,” tambahnya.
Alat biogas atau sering
disebut digester biogas biasanya dibuat sesuai kebutuhan di lingkup peternakan
maupun pertanian yang ada. sistem pertanian terpadu berbasis alat biogas salah
satunya diujicobakan dalam penelitian di daerah Kapitan Meo, Kabupaten Belu,
Nusa Tenggara Timur (NTT). “Penelitian dilakukan dengan membuat unit biogas
dengan kapasitas 27.000 liter,” ungkapnya.Ia menjelaskan, alat biogas itu
dibuat dengan ukuran nominal penampung gas diameter 3 meter (m) dan tinggi 2,4
m. Volume tersebut diasumsikan untuk menampung kotoran sapi sebanyak 9 ekor.
“Bahan pembuatan digestermenggunakan beton bertulang, saluran pengumpan dan
efluen-nya (saluran sampah) dari pipa PVC diameter 4 inchi,” imbuhnya.
Kemudian, Andi
Febrisiantosa, Peneliti UPT BPPTK LIPI Yogyakarta lainnya menambahkan,
bakpengumpan dan efluen berasal dari pasangan bata batako dengan diameter 300
cm, tinggi 240 cm dan kapasitas tampungnya 15.000 liter.
Proses kerja biogas yaitu:
Andi menjelaskan sistem
kerja alat biogas bermula dari pengumpanan digester dilakukan dengan
pengglontoran dan pengenceran kotoran sapi. Pengenceran dilakukan melalui
penyampuran kotoran dengan air sehingga berbentuk lumpur. Lumpur kotoran
dialirkan melalui parit yang dilengkapi jeruji pada posisi dekat lubang
pemasukan digester (alat biogas) untuk memisahkan sisa pakan. “Dengan adanya
jeruji pemisah tersebut, sisa pakan akan tertahan sedangkan lumpurnya masuk ke
dalam digester,” tambahnya.
Dikatakan Andi, alat
biogas akan memproses lumpur dan menghasilkan gas yang disalurkan ke perumahan
dan digunakan sebagai bahan bakar kompor dan generator set (genset) berbahan
bakar gas dengan kapasitas 750 watt 220 volt. “Bahan bakar gas yang diharapkan
adalah CH4 atau gas metana,” tandas Andi.
Selain menghasilkan gas
untuk listrik, Satriyo menambahkan, sisa sampah biogas yang keluar dari pipa
pembuangan dalam bentuk lumpur dapat pula dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
“Caranya dilakukan pemisahan antara padat dengan cair dengan pengendapan dan
penyaringan. Padatan diendapkan satu malam serta cairannya disaring selanjutnya
dianalisa kandungan mineralnya,” urainya.
Keduanya dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik asal kandungannya sesuai yang disyaratkan.
Tak hanya itu saja, dia menuturkan, sisa biogas tersebut juga bisa dipakai
untuk media budidaya ikan maupun cacing (pakan ikan). “Sistem pertanian terpadu
berbasis biogas berupaya mengoptimalisasi pemanfaatan limbah yang terbentuk
agar lebih ramah lingkungan,” pungkasnya.
Terkadang hasil
pengolahan kotoran sapi dari digester (alat biogas) belum menghasilkan gas CH4
alias metana (gas yang berperan untuk energi listrik maupun lainnya) secara
maksimal. Hasilnya adalah energi gas untuk menghidupkan kompor maupun genset
kurang optimal.
Satriyo Krido Wahono,
Peneliti UPT BPPTK LIPI Yogyakarta mengatakan, untuk mengatasi persoalan
tersebut, pihaknya telah menciptakan alat filter biogas. “Tujuan filter adalah
meningkatkan performa biogas dengan pemurnian,” ujarnya.
Ia menjelaskan,
spesifikasi alat ini berukuran berat 2.500 gram per paket berbentuk silinder
dengan panjang antara 50-70 cm dan diameter (ukuran tengah) 10-12 cm. “Filter
tersebut terpisah dari digesterdan harga di pasaran sekitar Rp 1 juta per
paket,” tambahnya.
Adapun keunggulan alat
itu, Satriyo menyebutkan bahwa materi penyerap mempunyai sifat/kemampuan
multi-adsorpsi (membersihkan) semua gas pengotor biogas. “Dengan penggunaan
filter, kadar gas metana dalam biogas dapat meningkat sebesar 5-20 % dari kadar
metana awal,” tandasnya.
Keunggulan lain,
lanjutnya, biogas hasil penyaringan mampu meningkatkan efisiensi konversi
(pengubahan) energi listrik dengan menggunakan genset. “Energi listrik yang
dihasilkan maksimal dan sesuai yang diharapkan,” imbuh dia.
Tak hanya itu saja,
lelaki kelahiran Blitar Jawa Timur tersebut menuturkan, filter juga mengurangi
potensi korosi pada kompor atau mesin konversi energi lainnya. Untuk
pengembangan lanjutan, filter dapat dikembangkan lebih lanjut untuk pemurnian
berbagai macam gas yang bersifat sebagai polutan (penyebab polusi udara), baik
di cerobong asap pabrik, kendaraan bermotor dan lainnya.
Satriyo menambahkan,
alat berbentuk silinder hasil penelitiannya bersama tim tersebut mengandung
material penyerap berbahan padat berbasis material lokal Indonesia. “Kami
membuat alat ini dengan komponen utama berasal dari dalam negeri,” tutupnya.
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
1.PG-PS Madukismo
mempunyai 2 hasil produksi yaitu:
1)
Produksi
Utama ( dari PG. Madukismo )
Gula pasir dengan kualitas SHS
IA (Superior Head Sugar) atau GKP (Gula Kristal Putih). Mutu produksi di pantau
oleh P3GI Pasuruan (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia).
2)
Produksi
Samping ( dari PS. Madukismo )
Alkohol murni ( kadar minimal 95% )
Spiritus bakar ( kadar 94% )
Proses pengolahan tebu di PG-PS Madukismo ada berberapa tahap yaitu:
1. Pemerahan Nira ( Extraction )
2. Pemurnian nira
3. Penguapan nira
4. Kristalisasi
5. Puteran gula ( Centripuge )
6. Penyelesaian dan gudang gula
Sedangkan proses pengolahan alcohol ada berberapa tahapan yaitu:
1. Masakan
2. Peragian
3. penyulingan
2.UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul
Merupakan Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia – Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK LIPI Yogyakarta,
dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor
1022/M/2002, tanggal 12 Juni 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai
Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK).
Beberapa
produkolahan lipi adalah:
1. gudeg kaleng yang tahan hingga satu tahun\
2. Silase pakan komplit
3. Mangut lele kaleng
4. Kotoran sapi untuk energy dan lain-lain.
V.2 SARAN
Dalam menyusun laporan ini kami masih kurang banyak kekurangan oleh karena
itu kami membutuhkan saran dan kritikan untuk memperbaiki laporan KKL ini.