Fungsi dan Sistem Kontrol Hormon Pankreatik dan Hormon Pertumbuhan
cerita leni
Saturday, July 22, 2017
1 Comments
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh memiliki dua macam kelenjar, yaitu eksokrin dan
endokrin. Kelenjar eksokrin mensekresi hasil kelenjar ke dalam saluran atau ke
permukaan luar tubuh. Kelenjar eksokrin meliputi kelenjar sudorifera (peluh),
sebasea (minyak), mukosa, dan kelenjar pencernaan makanan. Kelenjar endokrin
mensekresi hasil kelenjar ke ruang antar sel, di sekeliling sel-sel penghasil
sekresi. Sekresi ini kemudian difusi kedalam kapiler dan diangkut oleh darah.
Kelenjar endokrin meliputi kelenjar pituitary, tiroid, paratiroid, adrenal dan
pineal. Beberapa organ tubuh berisi jaringan sel endokrin, tetapi bukan
kelenjar endokrin yang sebenarnya. Organ-organ ini meliputi hipotalamus,
lambung, usus halus dan plasenta.
Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama
yaitu sitem saraf dan sistem hormonal (sistem endokrin). Sistem saraf bersama
sistem endokrin mengkoordinasi seluruh sistem tubuh. Sistem saraf mengendalikan
homeostatis melalui impuls saraf (potensial aksi) yang dihantarkan sepanjang
akson neuron. Pada terminal akson, impuls memicu lepasnya transmitter. Hasilnya
adalah eksitasi (pembangkitan) atau inhibisi neuron lain, serabut otot, atau
sel kelenjar. Sistem endokrin melepas molekul kurir yang disebut hormone ke
dalam aliran darah. Kemudian menghantarkannya ke seluruh sel sasaran diseluruh
tubuh. Tubuh tidak dapat mempertahankan homeostatis bila dua sistem ini berada
pada arah yang berlawanan. Bagian tertentu sistem saraf merangsang atau
menghambat lepasnya hormone. Sebaliknya, hormone dapat mendorong atau
menghambat pembangkitan impuls saraf.
Pada umumnya, sistem hormonal terutama berhubungan
dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme tubuh, mengatur kecepatan reaksi
kimia didalam sel atau transport zat-zat melalui membrane sel atau aspek-aspek
metabolisme sel lainnya seperti pertumbuhan dan sekresi. Suatu hormone
merupakan zat kimia yang disekresi dalam cairan tubuh oleh suatu sel atau
kelompok sel dan menimbulkan efek pengaturan fisiologis pada sel-sel lainnya.
Mengenai
hormone, telah tertulis di dalam kitab Allah yaitu dalam Al-Qur’an Surat
Al-Furqon (25) ayat 2 sebagai berikut:
Artinya: yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan
bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam
kekuasaan-Nya, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan
ukuran-ukuran sengan serapi-rapinya.
Mengingat betapa pentingnya sistem hormonal (sistem
endokrin) sangatlah penting untuk keberlangsungan metabolisme tubuh atau
aktivitas sel maupun jaringan pada tubuh. Maka dari itu penulisan makalah ini
bertujuan untuk menjelaskan fungsi dari beberapa hormone dalam tubuh. Dalam
makalah ini juga akan dijelaskan sistem control beberapa hormone dalam tubuh
beserta contoh aplikasinya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah fungsi dan sistem kontrol
hormon pankrearik (insulin dan glukagon)?
2. Bagaimanakah fungsi dan sistem kontrol
hormon pertumbuhan (GH)?
3. Bagaimanakah pengaruh GH pada proses
penggemukan ayam pedaging?
1.3 Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1.
Menjelaskan
fungsi dan sistem kontrol hormon pankrearik (insulin dan glukagon).
2. Menjelaskan fungsi dan sistem kontrol
hormon pertumbuhan (GH).
3. Menjelaskan pengaruh GH pada proses
penggemukan ayam pedaging.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hormon Pankreatik
Pankreas
adalah organ pipih, terletak posterior atau belakang dan sedikit inferior atau
bawah lambung. Organ ini memiliki dua fungsi yaitu fungsi eksokrin dan fungsi
endokrin.
1. Fungsi eksokrin: berfungsi sebagai sel
asinar pancreas, memproduksi cairan pancreas yang disekresi melalui duktus
pankreatikus ke dalam usus halus.
2. Fungsi endokrin: ditemukan dalam
pulau-pulau Langerhans atau pulau-pulau pankreatik yaitu kumpulan sel kecil
yang tersebar diseluruh sel organ. Ada empat jenis sel penghasil hormonal yang
teridentifikasi dalam pulau- pulau tersebut, yaitu:
a. Sel alfa, mensekresi hormone glucagon yang
meningkatkan kadar gula darah.
b. Sel beta, mensekresi hormone insulin yang
menurunkan kadar gula darah.
c. Sel delta, mensekresi somatostatin atau
hormone penghalang hormone partumbuhan yang menghambat sekresi glucagon dan
insulin.
d. Sel F, mensekresi polipeptida pancreas,
sejenis hormone pencernaan (mengatur penglepasan enzim pencernaan pankretik)
untuk fungsi yang tidak jelas, yang dilepaskan setelah makan.
2.1.1
Insulin
1. Pengertian
Insulin
merupakan protein kecil untuk insulin manusia. Insulin terdiri atas dua rantai
asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan disulfida. Sebelum insulin
dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar didalam
membrane sel.
Sel-sel
beta pulau-pulau Langerhans mengahasilkan insulin. Kegiatan fisiologik utama
berlawanan dengan glucagon. insulin mempercepat:
a. Transport glukosa dari darah ke sel
terutama serabut otot kerangka.
b. Mengubah glukosa menjadi glikogen
(glikogenesis).
c. Memasukkan asam amino ke dalam sel dan
sintesis protein.
d. Mengubah glukosa atau nutrient lain
menjadi asam lemak (lipogenesis).
e. Menurunkan glikogenolisis (perubahan
glikogen menjadi glukosa).
f.
Memperlambat
glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari asam amino tertentu dan asam laktat).
2. Efek Fisiologi Insulin
a. Efek insulin pada metabolism karbohidrat:
glukosa yang diabsorbsi dalam darah menyebabkan sekresi insulin lebih cepat.
·
Meningkatkan,
penyimpanan, dan penggunaan glukosa dalam hati.
·
Meningkatkan
metabolisme glukosa dalam otot, penyimpanan glukosa dalam otot, dan
meningkatkan transpor glukosa melalui membran sel otot.
b. Efek insulin pada metabolism lemak:
mempengaruhi lemak dari kekurangan insulin yang menyebabkan arteriosclerosis,
serangan jantung, stroke dan penyakit vascular lainnya.
·
Kelebihan
insulin menyebabkan sintesis dan penyimpanan lemak, meningkatkan transport
glukosa ke dalam sel hati, serta kelebihan ion sitrat dan isositrat.
·
Penyimpanan
lemak dalam sel adipose: menghambat kerja lipase yang sensitive pada hormone
dan meningkatkan transport ke dalam sel lemak.
c. Efek insulin atas metabolisme protein
·
Transport
aktif asam amino dalam jumlah banyak ke dalam sel.
·
Membentuk
protein baru dan meningkatkan translasi (sintesisi polipeptida) RNA.
·
Meningkatkan
kecepatan transkripsi DNA.
`
3. Mekanisme Kerja Insulin
a. Insulin meningkatkan transport glukosa ke
dalam sel/jaringan tubuh kecuali (otak, tubuh, ginjal, mukosa usus halus dan
sel darah merah). Masuknya glukosa adalah suatu proses difusi karena perbedaan
konsentrasi glukosa bebas anatar luar sel dengan dalam sel.
b. Meningkatkan tranpor asam amino ke dalam
sel.
c. Meningkatkan sintesa protein di otak dan
hati.
d. Menghambat kerja hormone yang sensitive
terhadap lipase, meningkatkan sintesa lipid.
e. Meningkatkan pengambilan kalsium dari
cairan sekresi.
4. Pengaturan Sekresi Insulin
Efek
terhadap glukosa darah adalah peningkatan kadar glukosa darah, misalnya setelah
makan akan menstimulasi sel beta untuk memproduksi insulin. Insulin menyebabkan
glukosa berdifusi ke dalam sel yang akan memakainya sebagai energy dan mengubah
glukosa menjadi glikogen dalam hati atau menjadi lemak dalam jaringan adiposa.
Asam amino dari protein akan meningkatkan sekresi insulin. Jika kadar glukosa
darah turun, maka laju sekresi insulin juga turun.
2.1.2
Glukagon
1. Pengertian
Suatu
hormone yang kegiatan fisiologik utamanya adalah meningkatkan derajad glukosa
darah ketika kadar glukosa darah turun dibawah normal. Jaringan target utama
glucagon adalah hati. Glucagon mempercepat perubahan glikogen menjadi glukosa
(glikogenolisis), mendorong pembentukan glukosa dari asam laktat dan asam amino
tertentu (glukogenesis), dan mempertinggi penglepasan glukosa ke dalam darah.
Sebagai hasilnya, derajad glukosa darah naik.
2. Efek glucagon
a. Glucagon mempengaruhi sekresi insulin
melalui peningkatan konsentrasi glucagon darah. Efek glucagon dan insulin
berlawanan. Hal ini untuk mempertahankan kadar gula darah normal selama
berpuasa atau makan.
b. Sekresi glucagon dikendalikan oleh kadar
gula darah
·
Kadar
gula darah yang rendah akan menstimulasi sel-sel alfa untuk memproduksi
glucagon.
·
Glucagon
menyebabkan pelepasan glukosa dari hati sehingga glukosa darah meningkat.
·
Peningkatan
glukosa darah akan menghambat pelepasan glucagon melalui mekanisme umpan balik
negatif.
3. Pengaturan Sekresi Glukagon
Efek
konsentrasi glukosa darah mempunyai efek yang berlawanan dengan sekresi
glucagon. Penurunan glukosa darah meningkatkan sekresi glucagon. glukosa yang
rendah akan merangsang pancreas untuk menyekresi glucagon dalam jumlah yang
besar.
2.1.3
Sistem
Kontrol Hormon Insulin dan Glukagon
Fungsi
hati sebagai sistem buffer glukosa darah yang sangat penting yaitu bila glukosa
darah meningkat ke konsentrasi yang sangat tinggi setelah makan dan kecepatan
sekresi insuin juga meningkat, sebanyak dua pertiga glukosa yang diabsorbir
dari usus hampir segera disimpan di dalam hati dalam bentuk glikogen. Kenudia
selama jam berikutnya bila konsentrasi glukosa darah dan kecepatan sekresi
insulin turun, hati melepaskan glukosa ke dalam darah.
Jelas
bahwa fungsi insulin dan glucagon sebagai sistem umpan balik terpisah dan
penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah yang normal. Bila
konsentrasi meningkat sampai kadar yang sangat tinggi, maka insulin
disekresikan, sebaliknya insulin menyebabkan konsentrasi glukosa darah menurun ke
arah normal. Sebaliknya, penurunan glukosa darah merangsang sekresi glucagon
yang berfungsi dalam arah sebaliknya yaitu meningkatkan glukosa ke arah normal.
2.2
Hormon Pertumbuhan/ Growth Hormone (GH)
2.2.1
Fungsi GH
Hormone pertumbuhan (Growth
Hormone,GH),sejenis protein yang terdiri atas hampir 200 asam
amino,mempengaruhi berbagai ragam jaringan target dan mempunyai pengaruh
langsung maupun pengaruh tropic.
Disebut juga dengan istilah somatotrofin hormon. Growth hormone (GH) merupakan hormon
yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan.GH mendorong pertumbuhan
secara langsung dan merangsang produksi factor pertumbuhan sebagai contoh
,kemampuan GH untuk merangsang pertumbuhan tulang sejati dan tulang rawan
sebagian disebabkan oleh pemberian sinyal dari hormone itu ke hati untuk
menghasilkan factor pertumbuhan yang mirip insulin(insulinlike growth
factor,IGF),yang beredar dalam plasma darah dan secara langsung merangsang
pertumbuhan tulang sejati dan tulang rawan .(Respons endokrin ini terhadap
hormone pertumbuhan memenuhi syarat untuk mengelompokkan GH sebagai hormone
tropik dan sekresi IGF oleh hati memenuhi syarat untuk menggolongkan hati
sebagai kelenjar endokrin,diantara banyak fungsi yang lain).Dalam keadaan tidak
ada GH,pertumbuhan rangka hewan belum dewasa akan berhenti.Jika GH disuntikkan
ke dalam seekor hewan yang telah kehabisan GH-nya sendiri,sebagian pertumbuhan
akan bisa dipulihkan.
Berberapa gangguan pertumbuhan
manusia dikaitkan dengan produksi GH yang abnormal.produksi GH yang berlebihan
selama perkembangan dapat mengakibatkan gigantisme atau tubuh seperti
raksasa,sementara produksi GH yang berlebihan selama masa dewasa dapat
menyebabkan pertumbuhan tulang yang abnormal di lengan ,kaki dan kepala yang
merupakan kondisi yang dikenal sebagai akromegali.Defesiensi dalam produksi GH
pada masa anak-anak dapat menyebabkan kekerdilan pituaritan
System
endokrin memperlihatkan waktu respons lebih lambat dari system syaraf .Pada
system saraf ,potensial aksi akan berkerja sempurna hanya dalam waktu 1-5
milidetik,tetapi kerja endoksin melalui hormone baru akan sempurna dalam waktu
yang sangat bervariasi berkisar anatar berberapa menit hingga berberapa
jam.Hormon adrenalin berkerja hanya dalam waktu singkat ,namun hormone
pertumbuhan berkerja dalam waktu yang sangat lama.Di bawah kendali system
endokrin (menggunakan hormone pertumbuhan),proses pertumbuhan memerlukan waktu
hingga puluhan tahun untuk tingkat pertumbuhan yang sempurna.
2.2.2 Sistem Kontrol GH
Hormone
pituitari paling banyak adalah hormon pertumbuhan (GH),juga dikenal sebagai
somatotropin.Disamping menyebabkan sel-sel tubuh tumbuh ,GH mempunyai berberapa
pengaruh pada metabolism.Umumnya GH akan :
1.
Merangsang
sintesis protein dan menghambat pemecahan protein
2.
Merangsang
lipolysis,pemecahan trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol
3.
Memperlambat
penggunaan glukosa bagi produksi ATP.
Berberapa pengaruh GH tidak langsung
,karena GH merangsang hati untuk sintesis dan sekresi hormone kecil yang
disebut somatomedins atau insulin like growth factor(IGFs),yang mengatur
berberapa pengaruh GH.secara struktur fungsi ,soatomedins sama dengan
insulin.Namun pengaruhnya dalam mendorong pertumbuhan lebih mampu. Sekresi GH
dari pituitary anterior dikendalikan oleh dua hormone hipotalamik, Growth
Hormone Relasing Hormone (GHRH) atau somatokrinine dan Growth inhibiting
Hormone(GHIH) atau somatostain.
Derajad glukosa darah rendah
merangsang hipotalamus mensekresi GHRH. saat sampai pada pituitary anterior
,GHRH merangsang somatotrophmelepas GH.GH dan somatomedin bersama-sama
menaikkan glukosa darah.segera setelah derajad glukosa darah kembali normal
,sekresi GHRH berhenti. Hiperglisemia di lain pihak menghambat sekresi GH. Derajad
glucagon darah tinggi yang tidak normal merangsang hipotalamus mensekresi GHIH
yang menghambat lepasnya GH akibatnya derajad gukosa darah turun.
2.3
Hormon Pertumbuhan (GH) pada Proses Penggemukan Ayam
Pedaging
Ayam pedaging (Broiler)
adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan produksi
daging dalam waktu relatif singkat (5-6 minggu). Ayam merupakan hewan vertebrata
berdarah panas dengan tingkat metaboilsme yang tinggi. Anak ayam umur sehari
(Day Old Chick/DOC) memiliki temperature tubuh 39 0C. Temperatur
tubuh ayam dewasa rata-rata sekitar 40,6–40,7 0C. Temperatur tubuh
ayam meningkat dari pagi sampai sore hari, kemudian menurun sampai tengah
malam.
Pertumbuhan merupakan manifestasi dari perubahan sel yang mengalami
pertambahan jumlah sel (hyperplasia) dan pembesaran ukuran sel itu
sendiri (hypertrophi). Pertumbuhan pada ayam broiler paling cepat
terjadi sejak menetas sampai umur 4-6 minggu kemudian mengalami penurunan, dan
terhenti sampai mencapai dewasa. Beberapa faktor yang mendukung keunggulan ayam
broiler diantaranya adalah makanan, temperatur lingkungan, dan pemeliharaan.
Perkembangan dan pertumbuhan ayam dapat diketahui dengan cara melakukan
penimbangan bobot badan ayam setiap minggu, sehingga akan diketahui rataan
pertambahan bobot badan hariannya.
Kajian sistem endokrin mengenai pertumbuhan dan
perkembangan belum banyak dilakukan terhadap unggas. Selain dari faktor
pemberian ransum dan keadaan makanan, pertumbuhan secara umum merupakan reaksi
metabolisme dan faktor fisiologis yang merupakan akibat dari pengaturan
kompleks sistem-sistem di dalam tubuh seperti sistem endokrin sampai dengan
pengaturan genetis. Setiap pengaturan berbeda partisipasinya dalam pengaturan
pertumbuhan. Pada penelitian Riyadi (2012) dilakukan pengamatan terhadap
pertumbuhan dan polimorfisme gen Growth Hormone Receptor (GHR) pada ayam hasil
persilangan ayam pelung dengan ayam broiler strain Ross dan tidak terdapat
polimorfisme dan tidak memiliki asosiasi dengan pertumbuhan ayam.
Insulin-like Growth Factor-I (IGF-I) merupakan hormon
yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan. Gen GH yang mengkode hormone
pertumbuhan terlibat dalam berbagai fungsi fisiologis seperti pertumbuhan dan
reproduksi. Sekresi gen ini dipengaruhi oleh jalur somatotropik. Pada ayam,
diatur oleh Growth Hormone Relasing Hormone (GHRH), Thyrotropin-Relasing
Hormone (TRH) dan Somatostatin dari bagan anterior kelenjar hipofisis.
Pertumbuhan secara efektif dikontrol oleh hormon dan salah
satu hormon yang penting dalam mengatur
proses pertumbuhan adalah hormon pertumbuhan (growth hormone). Hormon pertumbuhan dapat
meningkatkan bobot badan karena efek
sintesis protein. Hormon pertumbuhan dapat menstimulasi pertumbuhan dan
sintesis protein pada epifisis tulang kartilago namun hal tersebut terjadi sebelum ada fusi.
Ketika epifisis berfusi maka hormon pertumbuhan dapat berhenti bertambah akibat
adanya hormon androgen atau estrogen. Prayitno, (2004) menyatakan bahwa hormon
pertumbuhan yang disekresikan oleh pituitari anterior dan tiroksin yang disekresikan
oleh kelenjar tiroid bekerja secara simultan dalam mengontrol pertumbuhan
unggas menjelang pubertas. Hormon somatotropik dalam tubuh berfungsi memacu
aktivitas sintesa protein, pembentukan kolagen, metabolism ion, metabolisme
lipid, metabolism karbohidrat dan metabolisme mineral. Tiroksin di dalam tubuh
berfungsi memacu aktivitas -aktivitas seperti peningkatan konsumsi oksigen,
mempercepat denyut nadi, meningkatkan aktivitas metabolisme, meningkatkan
cadangan nitrogen, meningkatkan penyediaan dan merangsang pembentukan hormon
somatotropik. Meningkatnya hormon somatotropik dan tiroksin tersebut akan
menaikkan konsumsi pakan, sehingga pertumbuhan akan lebih cepat. Peningkatan
kedua hormon tersebut pada unggas menjelang pubertas dapat mempertinggi nafsu
makan, meningkatkan efisiensi penggunaan pakan dan meningkatkan laju
metabolisme basal sehingga meningkatkan laju pertumbuhan.
Pada unggas ada
dua hormon utama yang mengatur ekspresi pertumbuhan, yaitu GH dan T3
(triiodotironin). GH pada unggas disintesis secara langsung oleh somatotrof
dalam lobus caudal pada pituitari anterior. T3 diproduksi dari monodeionasi
hormon tiroid, tiroksin (T4), sedangkan T4 sendiri distimulasi oleh hormon
pituitari anterior, tirotropin. Produksi T3 dan T4 diaktivasi oleh thyroid
stimulating hormone (TSH) yang disekresikan oleh pituitari melalui mekanisme
umpan balik negatif. Saat T3 dan T4 menurun, TSH disekresikan. Konsentrasi T3
yang disirkulasikan diatur dengan cara mengurangi deaktivasi GH, mekanisme ini
dilakukan oleh T3-degrading type III deiodinase (Darras et al., 1993). Pada
ayam muda, hipofisektomi menyebabkan penurunan pertumbuhan, baik bobot badan
maupun pertumbuhan tulang, namun dapat diperbaiki dengan terapi penggantian GH
atau T3 (King dan Scanes, 1986). GH dan hormon tiroid dimediasi oleh
insulin-like growth factor (IGF 1) yang diproduksi oleh hati. GH juga
meningkatkan plasma IGF 1 pada ayam dewasa. IGF 1 dilepaskan dari sel hepatosit
akibat adanya GH, sinergis dengan GH dan insulin. Konsentrasi IGF 1 yang
disirkulasikan berkurang karena ada induksi methimazole kronik dengan
konsentrasi yang sebagian diperbaiki oleh induksi T3 (Rosebrough dan McMurthy,
2003). Induksi IGF 1 menstimulasi pertumbuhan anak ayam. IGF 1 dpat
meningkatkan massa otot rangka dan meningkatkan laju sintesis protein, serta
menurunkan laju degradasi protein (Tomas et al. 1998).
Kerja hormon pertumbuhan efektif mulai postnatal dan paling
efektif saat ternak mencapai pubertas, karena semakin dewasa tubuh ternak
pengaruh hormon pertumbuhan semakin menurun.Berdasarkan hasil penelitian
(Suaiba, dkk, 2015) menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan mulai meningkat
pada umur 14 hari dan semakin meningkat pada umur 28 hari dan 35 hari dan kadar
hormon pertumbuhan mulai meningkat pada umur 21 hari dan semakin meningkat pada
umur 35 hari. Hal ini disebabkan pada masa pertumbuhan itik lebih banyak
membutuhkan asupan makanan untuk masa pertumbuhannya dan protein yang
terkandung digunakan untuk menyusun jaringan tubuh.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Makalah
yang telah ditulis diatas dapat diambil kesimpulannya sebagai berikut:
1. Hormone pankreatik diantaranya adalah
hormone insulin dan hormone glucagon. Hormone insulin berfungsi untuk
menurunkan gula darah, sedangkan hormone glucagon berfungsi untuk menaikkan
gula darah. Sistem control kedua hormone tersebut dapat diambil contoh ketika
setelah makan, maka gula dalam darah akan meningkat sehingga insulin tersekresi
sehingga gula darah menurun. Ketika gula darah sudah turun maka hormone
glucagon akan tersekresi sehingga gula darah kembali meningkat. Sehingga kedua
hormone ini sangat penting dalam mengatur konsentras gula darah agar tetap
dalam keadaan normal.
2. Growth
hormone (GH) merupakan hormon yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan.
Sekresi GH dari pituitary anterior dikendalikan oleh dua hormone hipotalamik, Growth
Hormone Relasing Hormone (GHRH) atau somatokrinine dan
3. Pengaruh
Hormone Growth pada proses penggemukan ayam pedaging adalah meningkatkan bobot badan karena efek sintesis protein dan dapat
menstimulasi pertumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
A, Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa
Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Campbel,Neil
A. 2004. Biologi Jilid Kelima.
Jakarta: Erlangga
Isnaeni,wiwi.2006.Fisiologi Hewan.Yogyakarta: PT kanisus
media.
Soewolo. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM
Press)
Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak Fenomena dan Nomena Dasar dari Fungsi serta
Interaksi Organ pada Hewan. Bandung: Widya Padjadjaran
Suaiba, Jazilatul, Abdul Gofur dan
Susilowati. 2015. Pengaruh Umur Terhadap Pertambahan Bobot Badan dan Kadar
Hormon Pertumbuhan pada Itik Mojosari (Anas
platyrhynchos) Jantan. Jurusan
Biologi Universitas Negeri Malang
Tomas, F.M., Pym, R.A., McMurtry,
J.P. dan Francis, G.L. 1998. Insulin-like growth factor (IGF)-I but not IGF-II
promotes lean growth and feed efficiency in broiler chickens. General and Comparative Endocrinology 110
(3) : 262-275.