perempuan sebagai transformator nilai-nilai religiositas dan kebangsaan
cerita leni
Monday, October 22, 2018
4 Comments
Peran perempuan sebagai trasnformator nilai-nilai religiositas dan
kebangsaan
Perkembangan zaman menyebabkan degradasi budaya dan nilai-nilai
kebangsaan mulai luntur. Kemajuan teknologi membuka pintu gerbang informasi
sehingga tak bisa dikendalikan menyebabkan arus globalisasi dan terakumulasinya
budaya-budaya baru yang masuk. Dalam menghadapi masalah ini kita membutuhkan
peran perempuan sebagai tranformator nilai-nilai religiositas dan kebangsaan.
Peran perempuan menjadi sangat penting karena perempuan adalah orang
pertama yang dikenal oleh anak serta guru pertama anak-anak di dalam rumah atau
keluarga. Perempuan harus mampu menyeimbangkan peran domestik dan publik dalam
menjalankan perannya. Dalam ranah domestik perempuan sebagai seorang perempuan
harus mampu menanamkan nilai-nilai religiositas sehingga anak memiliki wawasan
keagamaan yang bagus. Hal tersebut diharapkan agar anak menjalankan kehidupan
selanjutnya memiliki dasar nilai keagamaan sehingga anak mampu mengemban segala
amanah dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. Anak juga akan cenderung lebih
jujur dalam bertindak karena merasa punya tanggung jawab di hadapan Tuhan nya.
Selain menanamkan nilai-nilai religiositas anak juga perlu
ditanamkan nilai-nilai kebangsaan atau nilai-nilai nasionalisme. Alasan mengapa
anak-anak perlu ditanamkan nilai-nilai nasionalisme yaitu agar anak memiliki
rasa cinta tanah air yang tinggi terhadap negara nya. Jika nilai itu tertanam
dengan baik maka anak akan selalu mengusahakan yang terbaik untuk bangsanya dan
ketika ia dewasa kelak rasa sosial dan kemanusiaannya akan tumbuh seiring
dengan nilai nasionalismenya tersebut. Dimasa depan anak akan memiliki
cita-cita yang mulia setiap hal yang ia lakukan akan didedikasikan untuk
bangsanya atau bisa dikatakan nilai egoisme akan menurun. Sehingga anak lebih
mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Kejahatan seperti
korupsi, menipu dan lain-lainnya akan berkurang sebab anak memiliki tanggung
jawab yang besar untuk negara nya.
Gabungan nilai religiositas dan kebangsaann merupakan satu kesatuan
tidak bisa dipisahkan. Nilai religiositas akan mengantarkan anak ke ibadah
ritual yang akan di aplikasikan ke nilai kebangsaan dalam aksi ibadah
sosialnya. Namun untuk kedua nilai-nilai tersebut seorang ibu harus mampu
memahami serta mampu mengtransformasikan nya dalam laboratorium yang bernama
keluarga. Seorang ibu harus mampu
membagi perannya dalam ranah domestic dan publik. Hal tersebut bukan berarti
tanggung jawab diserahkan kepada perempuan semua namun butuh kerjasama dengan
seorang ayah yang juga harus mampu memahami nilai religiositas dan kebangsaan.
Keluarga merupakan sekolah pertama yang akan dikenal pertama kali
oleh seorang anak. Memaksimalkan pendidikan dalam keluarga akan membentuk anak
menjadi pribadi yang baik dimasa yang akan mendatang. Dalam ranah lingkungan
yang lebih besar seorang anak akan lebih siap dan mampu menghadapi segala
persoalan apabila ia mampu memegang nilai-nilai yang didapatkan dalam keluarga.
Mari kita saling membenahi diri dan terus bertumbuh. Apabila kalian sudah
menikah maka pelajarilah ,benahilah apa yang salah dalam mendidik anak. Kalian yang
belum menikah marilah pelajari nilai-nilai tersebut untuk kebaikan masa depan
anak dan bangsa kita mendatang.
Masa depan bangsa yang akan datang harus di pegang oleh generasi
emas yang berkeadilan agar mereka mampu membawa bangsa kearah yang tepat. Karena
dari tangan kita sekaranglah masa depan akan kita bangun maka bersiaplah
melairkan generasi yang berkualitas.
Salam nasionalis
Baca juga yuk
https://sekilasmalang.com/2019/05/09/simak-talk-show-bareng-martha-raetz-bicara-tentang-penanganan-anak-berkebutuhan-khusus/