Siang itu terik matahari begitu menyengat. Aku dan kamu sibuk mengajarkan mengajar membaca untuk anak-anak jalanan di taman kota. Suara tawa dan kegigihan anak-anak membuat kita bersemangat untuk mengajar. Setelah proses belajar selesai anak-anak pun berpamitan untuk pergi. Mereka tampaknya sangat senang sekali hari ini.
Setelah itu aku sibuk membereskan alat-alat tulis. Tanpa ku sadari kamu sudah tidak ada disampingku. Aku jengkel waktu itu karena kamu tidak membantuku.
Namun berberapa menit kemudian kamu datang membawa sepotong es krim coklat untuk ku.
Rasa jengkel ku pun perlahan hilang menjadi rasa senang karena kamu ternyata tidak seburuk yang aku sangka. Kamu memang selalu bisa membuat ku bahagia dengan hal-hal kecil. Setelah selesai kamu mengajakku pulang. Kita berjalan kaki di pinggiran trotoar kota sambil bercerita tentang anak-anak jalanan.
Kau tahu tuan aku selalu ingin mengulang minggu sore seperti ini bersamamu.
Walaupun ku tahu kau selalu sibuk dengan segala aktivitas mu. Apakah aku salah jika hanya meminta satu hari dalam seminggu untuk mendapatkan waktu mu? Mungkin aku terlalu egois.
Tapi aku selalu ingat kata-katamu
"jadilah perempuan yang baik hati dan mandiri"
Aku masih mengingat kata-katamu meskipun kamu sudah tidak lagi disampingku.
Terimakasih untuk segala cerita nya.
Cerita ini hanya fiktif. Penulis hanya menuliskan point-point utama cerita.
apakah cerita ini membahas sang mantan na mbak ? heheheh
ReplyDeleteFiktif semata 😂
DeleteBagus, good luck further...
ReplyDeleteTerima kasih
Delete