1.1 Latar Belakang
Biologi mengkaji berbagai aspek kehidupan. Kajian Biologi sebagai
ilmu sangat luas, meliputi seluruh makhluk hidup, baik uniseluler maupun multiseluler
yang hidup di darat, laut, atau udara. Objek atau kajian Biologi diklasifikasikan
menjadi 5 kingdom, yaitu Animalia, Plantae, Monera, Protesta, dan Fungi.
Makhluk hidup yang
dipelajari dalam ilmu biologi mencakup manusia, hewan, dan tumbuhan. Manusia merupakan makhluk yang paling istimewa dibandingkan
dengan makhluk yang lain. Menurut Ismail Rajfi manusia adalah makhluk kosmis
yang sangat penting karena dilengkapi dengan semua pembawaan dan syarat-syarat
yang diperlukan (Jalaluddin, 2003). Hewan merupakan organisme eukariotik (organisme dengan sel
kompleks) yang multiseluler. Hewan tidak memiliki klorofil sehingga tidak
dapat melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri. Oleh karena itu,
hewan harus mencari makanannya sendiri untuk mendapatkan energi kemudian
makanan tersebut dicerna di dalam tubuhnya. Proses ini membutuhkan oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida sebagai zat sisa. Berbeda dengan hewan, tumbuhan merupakan makhluk hidup yang mempunyai
klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanannya
sendiri. Hal tersebut yang menjadikan tumbuhan sebagai produsen utama di bumi
ini. Manusia, hewan, dan tumbuhan sendiri telah banyak dibahas di dalam
Al-Qur’an. Dalam
perspektif Al Quran manusia, hewan, dan tumbuhan masuk dalam bagian dari
ayat-ayat Allah SWT yang harus di kaji dan direnungkan. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang manusia, hewan, dan
tumbuhan dalam perspektif Al-Qur’an dan tafsir mengenainya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana perspektif manusia menurut Al-Qur’an dan tafsir mengenainya ?
2.
Bagaimana perspektif hewan menurut Al-Qur’an dan tafsir mengenainya ?
3.
Bagaimana perspektif tumbuhan menurut Al-Qur’an dan tafsir mengenainya ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui perspektif manusia menurut Al-Qur’an dan tafsir
mengenainya.
2.
Untuk mengetahui perspektif hewan menurut Al-Qur’an dan tafsir
mengenainya.
3.
Untuk mengetahui perspektif tumbuhan menurut Al-Qur’an dan tafsir
mengenainya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perspektif manusia menurut Al-Qur’an dan tafsir
Ketika berbicara tentang manusia, Al-Qur’an menggunakan tiga istilah
pokok. Pertama, menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun, dan sin, seperti kata insan, ins, naas, dan unaas. Kedua, menggunakan
kata basyar. Ketiga, menggunakan
kata Bani Adam dan dzurriyat Adam.
Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil
dari akar kata yang bermakna penampakan sesuatu dengan baik
dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Al-Qur’an menggunakan kata basyar sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan
sekali dalam bentuk mutsanna untuk
menunjuk manusia dari sudut lahiriahnya serta persamaannya dengan manusia
seluruhnya.Dengan demikian, kata basyar dalam
Al-Qur’an menunjuk pada dimensi material manusia yang suka makan, minum, tidur,
dan jalan-jalan.Dari makna ini lantas lahir makna-makna
lain yang lebih memperkaya definisi manusia. Dari akar kata basyar lahir makna bahwa proses penciptaan
manusia terjadi secara bertahap sehingga mencapai tahap kedewasaan.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang diciptakan dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. Sebagaimana dalam firman-Nya QS.At-Tin ayat 4 :
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Artinya :
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.”
Manusia juga merupakan makhluk yang paling mulia
dibandingkan makhluk-makhluknya yang lain, “Kepada masing-masing baik
golongan ini maupun golongan itu kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu.
Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi” (Al-Isra : 20) (Tim Baitul Kilmah, 2013).
a.
Proses
Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an, dijelaskan bahwa Adam
diciptakan oleh Allah SWT dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang
sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka
oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan
oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang
membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan
manusia dari tanah" (QS. As Sajdah :
7).
"Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk" (QS.
Al Hijr : 26).
b.
Proses
Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah
dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yang artinya :
" Hai sekalian manusia,
bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan
dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS.
An Nisaa’: 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dijelaskan:
"Maka
sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR.
Bukhari-Muslim).
Ayat-ayat di atas mengandung makna bahwa untuk manusia, Allah SWT menjadikan
pasangannya dari jenis yang sama sehingga dapat terjadi rasa ketertarikan
antara yang satu dengan yang lainnya untuk berkembang biak (Djuned, 2002). Apabila mengamati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tidak langsung
hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk
menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam
bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan
meneruskan generasinya.
c.
Proses
Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua
keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat
ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara
medis. Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dijelaskan secara terperinci
melalui firman-Nya yaitu surat Al-Mu’minun ayat 12-14 yang artinya :
"Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (QS.Al-Mu’minun
12-14)
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW
bersabda:
"Telah
bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya
seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim
ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh
hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari)
dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan
ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya,
ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR.
Bukhari-Muslim).
Al-Ghazali mengungkapkan proses penciptaan manusia dalam teori pembentukan
(taswiyah) sebagai suatu proses yang timbul di dalam materi yang
membuatnya cocok untuk menerima ruh. Materi itu merupakan sari pati tanah liat
nabi Adam a.s. yang merupakan cikal bakal bagi keturunannya. Cikal bakal atau
sel benih (nuthfah) ini yang semula adalah tanah liat setelah
melewati berbagai proses akhirnya menjadi bentuk lain (khalq akhar)
yaitu manusia dalam bentuk yang sempurna. Tanah liat berubah menjadi makanan
(melalui tanaman dan hewan), makanan menjadi darah, kemudian menjadi sperma
jantan dan indung telur. Kedua unsur ini bersatu dalam satu wadah yaitu rahim
dengan transformasi panjang yang akhirnya menjadi tubuh harmonis (jibillah)
yang cocok untuk menerima ruh. Sampai di sini prosesnya murni bersifat materi
sebagai warisan dari leluhurnya. Kemudian setiap manusia menerima ruhnya
langsung dari Allah disaat embrio sudah siap dan cocok menerimanya. Maka dari
pertemuan antara ruh dan badan, terbentuklah makhluk baru manusia.
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad
silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam
ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al
Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai
substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita
makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme
yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian
hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara
sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses
hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat
diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah
pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada
tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal
ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog
terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan
"Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan
pada abad ke-7 M itu". Selain itu beliau juga mengatakan, "Dari
ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan)
sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel
tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh
sperma (sel kelamin jantan) (Shihab, 2002).
Manusia terbentuk dari dua unsur diantaranya dari tanah dan dari tiupan
luhur dari Allah SWT. Islam berpendapat bahwa bahan dasar kakek moyang manusia
itu dari tanah, sementara bahan dasar kita ini adalah sperma yang hina. Hanya
saja Allah SWT telah meniupkan roh-Nya. Di dalam diri kita, ada kehinaan dan
ada pula kemuliaan. Tidak mungkin bisa dikatakan bahwa manusia itu hewan yang
kotor. Bahkan, dia dimuliakan dengan tiupan Allah SWT.
Allah SWT telah menciptakan kakek moyang kita dengan tangan-Nya. Allah SWT
juga memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada-Nya. Hal yang lain adalah
bahwa manusia lemah karena tercipta dari tanah yang dibasahi yang kemudian
menjadi tanah liat, berbentuk, dan menjadi tanah liat yang kering. Tanah liat
kering itu dibiarkan hingga mengering dan menjadi seperti tembikar. Seandainya
tidak ada tiupan Allah SWT, tentu tembikar itu menjadi patung yang tak bernilai (Thalbah, 2008).
2.2 Perspektif hewan menurut
Al-Qur’an dan tafsir
Al-Qur’an telah banyak
membahas tentang hewan, satu diantaranya terdapat dalam Surah An Naml ayat 66 yang berbunyi :
وَإِنَّ لَكُمْ فِي
الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ
وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ
Artinya :
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar
terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada
dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah
ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.”
Dari ayat di atas, setelah menyebut air yang turun dari langit, kini
diuraikan sebagian yang di bumi. Ayat ini memulai dengan sesuatu yang paling
banyak dan dekat dalam benak masyarakat arab ketika itu, yakni binatang ternak.
Dan untuk itu disebut susu yang di hasilkannya, dan dengan demikian bertemu dua
minuman yang keduannya di butuhkan manusia dalam rangka makanan yang sehat dan
sempurna, yakni susu.
Para penyusun kitab tafsir al muntakhab yang terdiri dari
sekian pakar mesir mengomentari proses terjadinya susu dengan menyatakan bahwa:
“pada buah dada binatang menyusui terdapat kelenjar yang bertugas memproduksi
air susu. Melalui uarat-urat nadi arteri, kelenjar-kelenjar itu mendapatkan suplai berupa zat
yang terbentuk dari darah dan chyle (zat-sat dari sari makanan yang telah di
cerna) yang keduanya tidak dapat di konsumsi secara langsung. Selanjutnya
kelenjar-kelenjar susu itu menyaring dari kedua zat itu unsur-unsur penting
dalam pembuatan air susu dan mengeluarkan enzim-enzim yang mengubahnya menjadi
susu yang berwarna dan aromanya sama sekali berbeda dengan zat aslinya” (Shihab, 2002).
Penelitian berbagai kelompok hewan dan perilakunya telah dilakukan secara
cermat dan akurat, dengan menggunakan beragam peralatan canggih hinnga satelit.
Para penelitipun menemukan adanya kelompok-kelompok hewan yng hidup di tiga
area biologis: udara, darat dan air. Dan penemuan terkini terus memperlihatkan
hal-hal baru seiring dengan kemajuan sains tekhnologi. Temuan-temuan ini juga
memperlihatkan keteraturan yang signifikan dalam aktifitas kolektif setiap
kelompok hewan untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup mereka dalam bertempat
tinggal, bermigrasi, membangun tempat tinggal, mempertahankan diri, mencari
makanan, dan aktifitas-aktifitas lainnya
(Ahmad, 2008). Para ilmuwan
memperkirakan jumlah hewan mencapai lebih dari dua juta kelompok (family). Namun
yang baru terngkap hingga sekarang hanya sebagian kecil saja.
2.3 Perspektif
tumbuhan menurut Al-Qur’an dan tafsir
Tumbuhan
sangat berperan penting terhadap kelangsungan hidup makhluk di muka bumi.
Dimana telah diketahui bahwa produsen utama di bumi ini adalah tumbuhan. Allah SWT
telah menciptakan berbagai macam tumbuhan yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia di bumi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Thaa-Haa
ayat 53 yang berbunyi :
Artinya : “Yang telah menjadikan bagimu
bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan,
dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu
berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.”
Ayat
di atas menjelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan berupa tanam-tanaman dan buah-buahan, baik yang asam, manis,
maupun pahit, dan berbagai macam lainnya (Abdullah, 2007). Semua itu diciptakan
Allah SWT guna dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup manusia di bumi.
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah yang memiliki
banyak sekali manfaat. Tumbuh-tumbuhan dapat memunculkan beberapa zat untuk
dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya, misalnya mulai beberapa
vitamin-vitamin, minyak dan masih banyak lainnya. Dalam firman-Nya Allah
menjelaskan dalam QS Al-an’am ayat 99 yang berbunyi :
وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّاتٍ مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ ۗ انْظُرُوا إِلَىٰ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكُمْ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Artinya :
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan
dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman
yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula)
zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di
waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman.”
Semua proses pertumbuhan. Mulai dari permukaan yang mendapatkan siraman
air, pergerakan, perkembangan dan pertumbuhan yang dialami oleh tanaman mulai
sejak awal sampai dengan proses selanjutnya sebenarnya telah terangkum dalam
kata didalam al-quran, seperti dalam kalimat ihtazzat yang
berarti “bergerak”, wa robat yang memiliki arti “bertambah atau berkembang”,
serta wa anbatat yang artinya “menumbuhkan”. Kata-kata yang
telah disebutkan dalam al-quran ini sangatlah sesuai dengan apa yang telah
dikemukakan dalam penelitian-penelitian ilmu pengetahuan modern.
Dia-lah, Yang telah
menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan
sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu
menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan
bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala
macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan (QS An-Nahl : 10-11).
Disetiap tempat kita dapat menemui berbagai jenis tumbuhan. Entah itu di
taman, ladang, pedesan, perkotaan atau dimanapun itu. Sebagian tumbuh-tumbuhan
dapat hidup dimanapun tempatnya. Akan tetapi ada juga beberapa jenis tumbuhan
yang hanya dapat tumbuh ditempat tertentu saja. Ada tumbuhan yang hanya bisa
tumbuh di daerah tropis, ada pula yang hanya cocok tumbuh didaerah subtropis.
Tumbuhan dibumi ini diciptakan oleh Allah berpasangan, ada yang jantan dan
ada pula yang betina.
إِنَّ ٱللَّهَ فَالِقُ ٱلۡحَبِّ وَٱلنَّوَىٰۖ يُخۡرِجُ
ٱلۡحَىَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ وَمُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتِ مِنَ ٱلۡحَىِّۚ ذَٲلِكُمُ
ٱللَّهُۖ فَأَنَّىٰ تُؤۡفَكُونَ
Artinya :
“Maha Suci Tuhan yang
telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan
oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS Yasin : 36).
Buah-buahan hasil dari tumbuhan yang kita makan sebenarnya merupakan hasil
reproduksi antara bunga jantan dan bunga betina. yang dalam ilmu biologi sering
disebut putik dan serbuk sari. Selesainya reproduksi terjadi dengan proses
tumbuhnya biji, setelah terbukanya tutup luar (yang
mungkin juga terpadat dalam biji). Terbukanya
tutup luar itu memungkinkan keluarnya
akar yang akan menyerap makanan dari tanah.
Makanan itu perlu untuk
tumbuh-tumbuhan yang lambat pertumbuhannya,
yaitu untuk berkembang dan menghasilkan individu baru.
Suatu ayat memberi isyarat kepada pembenihan ini dalam Al-Qur’an surat
Al-An’aam ayat 95 yang artinya :
"Sesungguhnya Allah membelah butit
tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan."
Proses kehidupan tumbuhan mulai dari pertumbuhan awal sampai menghasilkan
buah tersusun dari berbagai sel-sel. Mulai dari sel untuk menyimpan makanan
yang telah diserap, sel pertumbuhan serta sel-sel lainnya.
Semua sel pada tumbuhan dibatasi oleh dinding-dinding sel yang terbuat dari
selulosa. Selulosa yang masih muda dinding selnya sangatlah tipis sedangkan
semakin tua selulosanya maka sel dinding sel semakin tebal. Itulah penyebab
mengapa tumbuhan yang masih muda memiliki sifat yang lunak, lain halnya dengan
tumbuhan yang tumbuh semakin tua maka semakin keras pula tumbuhannya itu.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang diciptakan dalam bentuk
yang sebaik-baiknya. Ada banyak proses kejadian manusia mulai dari
diciptakannya Nabi Adam, Siti Hawa, hingga keturunan Adam dan Hawa yaitu
manusia sekarang. Dalam Al-Qur’an, banyak menyebutkan proses kejadian manusia
salah satunya QS. Al-Mu’minun ayat 14. Bahwa manusia diciptakan dari nuthfah
(setetes air mani), kemudian
air mani itu menjadi segumpal darah, lalu segumpal darah itu menjadi segumpal
daging, dan segumpal daging itu menjadi tulang belulang, lalu tulang belulang
itu dibungkus dengan daging. Kemudian Allah menjadikannya makhluk yang
(berbentuk) lain yaitu manusia yang sempurna.
2.
Hewan merupakan makhluk hidup yang diciptakan Allah SWT dengan berbagai
manfaat. Satu diantaranya yaitu hewan ternak yang memiliki kelenjar susu
sehingga dapat menghasilkan susu. Dimana susu tersebut sangat berguna untuk
memenuhi kebutuhan akan protein pada manusia dan hewan.
3.
Tumbuhan merupakan salah
satu makhluk hidup ciptaan Allah yang memiliki banyak sekali manfaat. Tumbuhan
dibumi ini diciptakan oleh Allah berpasangan, ada yang jantan dan ada pula yang
betina. Tumbuhan mengalami proses pertumbuhan yang sangat rumit. Mulai dari
berkecambah dengan melakukan penyerapan air dari dalam tanah tumbuhan pun
memulai perkembangannya. Tumbuh-tumbuhan yang oleh Allah disebutkan dalam
Al-quran dan tumbuhan tersebut memiliki banyak manfaat dan khasiat misalnya
tumbuhan kurma, jahe dan buah tin.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad bin
‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh. 2007. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3, Penj.
M. Abdul Ghoffar E.M. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i
Ahmad, Yusuf Al Hajj. 2008. Kemukjizatan flora dan fauna dalam
Al quran dan Sunn. Yogykarta:
Sajadah Press
Djuned, Daniel. 2002.
Antropologi Al-Qur’an. Jakarta: Erlangga
Jalaluddin.
2003. Teologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kusumawati, R., Retnaningati,
dan M. Luthfi Hidayat. 2012. Detik-Detik Ujian Nasional Biologi SMA/MA.
Klaten: Intan Pariwara
Shihab, M Quraish.
2002. Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran Vol 10. Jakarta:
Lentera Hati
Thalbah, Hisham. 2008. Ensiklopedia
Mukjizal Al-Qur’an Dan Hadits. Bekasi: Sapta Sentosa
Tim Baitul Kilmah. 2013. Ensiklopedia
Pengetahuan Al-Qur’an & Hadits jilid 4. Jakarta: Kamil Pustaka
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung, jangan lupa beri komentar ya ?