Sunday, March 26, 2017

keberanian wanita

Sarinah dalam perjuangan republik Indonesia
Kali ini aku akan memposting tentang sepenggal tulisan dalam buku sarinah
Maukah membaca satu contoh keberanian wanita,--satu contoh keuletan pendirian , yang tak mau goyang meski dibawah ancaman hukuman berat? Bacalah ucapan Ssofya Bardina di bawah ini , yang ia ucapkan tatkala perkaranya di periksa di muka hakim Czaar:
‘’ saya pernah menentang hak milik perseorangan, saya malahan berani mengatakan bahwa saya membela hak milik perseorangan itu, manakala saya mengatakan bahwa tiap manusia berhak penuh atas tenaga kerjanya dan atas hasil tenaga kerjanya itu. Maka sekarang saya bertanya: sayakah yang merusak hak milik perseorangan , ataukah si majikan pebrik, yang membayar kepada kaum buruh hanya sepertiga dari hasil kerjanya dan mengambil keuntungan dua pertiga lagi dengan tak membayar apa-apa? Bukankah si spekulan yang merusak hak milik-perseorangan, yang bermain dagang di-beurs dan menjerumuskan ribuan keluarga kedalam kecelakaan, memperkaya diri sendiri atas kerugian mereka itu dengan tiada mengeluarkan keringat setetes pun juga? Kami memandang hak kaum buruh atas hasil tenaga kerja lebih tinggi dari hak apapun juga…
Juga berhubung dengan soal keluarga , maka saya hanya dapat bertanya: bukankah susunan masyarakat yang memaksa wanita meninggalkan keluarganya, masuk kedalam pabrik untuk mencari upah yang sangat rendah, dan disana binasa bersama anak-anaknya,--bukankah susunan ,masyarakat yang membinasakan keluarga karena ia memaksa wanita, terdorong oleh kemiskinan, memasuki alam persundalan,--atau kamikah yang membinasakan keluarga itu, oleh karena kami hendak memberantas kemiskinan, yang menjadi semua sumber kejahatan-kejahatan social
Bagaimana juga nanti nasib saya , tuan-tuan hakim, saya tahu tak akan mendapat ampunan , dan saya memang tidak menginginkan ampunan itu . Tuntutlh kami terus menerus  sekehendak tuan-tuan, saya yakin nahwa pergerakan sekuat ini – yang jelas di bangunkan oleh semangat masa sendiri – tak dapat  ditahan  dengan penindasan yang bagaimananpun juga. Barangkali ia mungkin dihambat di buat sejurus waktu, tetapi ia akan bangun kembali dengan tenaga yang lebih besar, dan demikian terus-menerus, sampai cita-cita kami mencapai kemenangan akhir. Tuntutlah kami sekehendak tuan-tuan ! Tuan-tuan sementara waktu menggenggam kekuasaan lahir, tetapi kami memiliki kekuasaan batin: kekuasaanya kemajuan sejarah, kekuasaan cita-cita. Cita-cita tak dapat dimatikan dengan bayonet-bayonet!’’.
Sekian saja sajian bunga-bunga rampai!
Nyonya Pothuissmit, seorang wanita sosialis Belanda yang amat lunak , pernah menulis : ‘’ Het was de laastste stap van de heerschappij der bourgeoisie, die men verlangde. De vroumwen van die klasse moisten ook het kiesrecht verkrijgen’’
Artinya: ‘’ Tuntutan itu adalah langkah terakhir untuk memperkuat kekuasaan bursoasi. Wanita-wanita dari kelas itu harus mendapatkan hak pemilihan pula.


Thanks semoga bermanfaat

image source from : www.GLANDONK.com

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung, jangan lupa beri komentar ya ?