Thursday, March 23, 2017

wanita bergerak



Halo kawan-kawan semua sudah berapa lembar buku yang kamu baca hari ini ?
Kali ini  aku  menuliskan apa yang aku baca dalam buku Sarinah ‘’ kewajiban wanita dalam perjuangan republik indonesia’’
‘’ Tatkala perempuan di dunia Barat sudah sadar, sudah bergerak, sudah melawan, maka perempuan di dunia Timur  masih saja menderita pingitan dan penindasan dengan tidak protes sedikit juga’’
Keadaan wanita yang ditindas oleh pihak laki-laki itu akhirnya, tidak boleh tidak, niscaya membangunkan dan membangkitkan satu pergerakan yang berusaha meniadakan segala tindasan-tindasan itu. Itu yang sudah hukum alam . tetapi adalah hukum alam juga bahwa kesadaran dan kegiatan suatu pergerakan bertingkat ‘’ Berevolusi’’. Pergerakan perempuan berevolusi.
Buat mengerti tingkat-tingkat evolusi pergerakan –pergerakan itu , mari kita meninjau lagi keadaan masyarakat perempuan di dunia barat serratus lima puluh tahun lalu.
Barangkali kalian menanyakan : kenapa ‘’ dunia barat ‘’? jawaban atas pertanyaan itu adalah mudah dan singkat : oleh karena di  dunia Baratlah lahirnya pergerakan wanita mula-mula. Di dunia Baratlah pertama-tama terdengar semboyan ‘’ perempuan, bersatulah’’! Di dunia Baratlah berkembangnya contoh untuk kaum wanita di dunia lain. Malahan dari mulut wanita dunia Barat, dari mulut Katharina Brechkovskaya, pertama-tama terdengar seruan: ‘’ Hai wanita Asia , sadar dan melawanlah!’’
Tatkala perempuan di dunia Barat sudah sadar, sudah bergerak, sudah melawan , maka perempuan di dunia timur masih saja diam-diam menderita pingitan dan penindasan dengan tiada protes sedikit pun juga. Tidak diketahui , tidak ada kemungkinan menghilangkan tindasan dan pingitan itu , bahwa ada jalan untuk memerdekakan diri , dikiranya, bahwa tindasan dan pingitan itu memang sudah kehendak alam. Tetapi sebgaimana paham-paham politik yang sudah timbul di dunia Barat lambat laun menular pula ke dunia timur , demikian pula maka semboyan-semboyan kemerdekaan wanita yang di dengung-dengungkan di dunia Barat itu akhirnya mengumandang dan mengaung juga di tepi-tepi sungai Nil , Sungai Yang Tse, dan Sungai Gangga. Kini dunia timur sudah mempunyai ‘’ pergerakan wanita’’ , kini Asia sudah tidak lagi mendidih dan mengolak dengan perjuangan kaum laki-laki saja, tetapi wanita Asia pun sudah mulai ikut di dalam perjuangan untuk seksenya sendiri dan untuk tanah airnya.
Tetapi boleh dikatakan belum ada satu Negeri di Benua Timur itu yang pergerakan-wanitanya---- kecuali berberapa individu--, telah terideologi pergerakan waniata di dunia Barat di dalam tingkatannya yang terakhir. Timur meniru kepada Barat , tetapi menirunya itu belum menyamai setiap tingkatan yang boleh menjadi teladan kepadanya.
Begitulah sepenggal kata yang saya baca  dari buku sarinah , semoga dapat menginspirasi kita para wanita agar menjadi wanita penggerak, wanita yang mempunyai kemandirian sehingga tidak mudah ditindas oleh siapapun .
Sampai jumpa J

Sumber : buku Sarinah ‘’ kewajiban wanita dalam perjuangan republik indonesia’’

image source from : www.GLANDONK.com


2 comments:

  1. kadang memang sudah kehendak alam atau memang sudah budaya timur yang sepertinya sudah didokrin 'harus' manut. jadinya diam, dan hal itu menjadi kebiasaan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya seharusnya perempuan harus mampu menyuarakan pendapatnya

      Delete

Terimakasih sudah berkunjung, jangan lupa beri komentar ya ?