BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sebanyak 2628 peternak
sapi di Jawa Timur, kini sudah mulai menggunakan energi alternatif melalui
biogas yang dibangun skala rumah tangga melalui program Biogas Rumah (BIRU)
yang dipelopori oleh organisasi nirlaba asal Belanda, HIVOS.Program tersebut
sebenarnya sudah dimulai sejak November 2009 lalu. "Program BIRU
mentargetkan bisa membangun sebanyak 3450 unit biogas di Jawa Timur. BIRU sudah
menggandeng lebih dari 15 koperasi sapi perah di 10 kabupaten di Jawa Timur. Koperasi
itu antara lain Koperasi SAE Pujon Kabupaten Malang, Setia Kawan Nongkojajar
Kabupaten Pasuruan, Sami Mandiri Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang, Sri
Sedono Kecamatan Ngunut Kabupaten Blitar dan Sapi Jaya Kecamatan Kandangan
Kabupaten Kediri (Koperasi SAE,2016)
Tahun 2010 koperasi SAE Pujon sudah membangun
193 unit BIRU dan 138 unit di antaranya sudah menyala dengan baik. Dengan
jumlah peternak anggota sebanyak 7000 orang, SAE Pujon sangat optimis sekali
dengan rencana pengembangan biogas mereka. Di Dusun Sebaluh, Desa Pandesari, misalnya,
saat ini sudah 50 keluarga yang memiliki reaktor BIRU. Permintaan dari warga di
dusun tersebut terus meningkat, tetapi prioritas SAE .Pujon saat ini adalah
membangun biogas di desa lain, demi azas pemerataan akses terhadap energi baru
terbarukan untuk para anggotanya (Kompas,2016)
Biogas (gas bio)
merupakan gas yang ditimbulkan jika bahan – bahan organik, seperti kotoran
hewan, kotoran manusia, atau sampah, direndam di dalam air dan disimpan di
dalam tempat tertutup atau anaerob. proses terjadinya biogas adalah
fermentasi anaerob bahan organik yang dilakukan oleh mikroorganisme sehingga
menghasilkan gas yang mudah terbakar (flammable) (Simamora
et al,2006)
Secara kimia, reaksi yang
terjadi pada pembuatan biogas cukup panjang dan rumit, meliputi tahap hidrolisis, tahap
pengasaman, dan tahap metanogenik.Pada dasarnya
kotoran hewan yang ditumpuk atau dikumpulkan begitu saja dalam beberapa waktu
tertentu dengan sendirinya akan membentuk gas metan. Namun karena tidak
ditampung, gas itu akan hilang menguap ke udara. Karena itu, untuk menampung
gas yang terbentuk dari kotoran sapi dapat dibuat beberapa model konstruksi
alat penghasil biogas (Simamora et al,2006).
Berdasarkan
latar belakang diatas kami membuat laporan observasi tentang penggunaan biogas dalam
skala rumah tangga yang ada di dusun Sebaluh desa Pandensari kecamatan pujon
dimana pemilik biogas tersebut adalah anggota dari koperasi SAE di pujon.Biogas
yang di pakai pak Romsun (anggota koperasi SAE) tersebut berbahan dasar limbah kotoran
sapi.
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan Masalah dari laporan
observasi biogas ini adalah
1. Bagaimana
proses pembuatan biogas dalam skala rumah tangga berbahan dasar limbah kotoran
sapi?
2. Apa
keuntungan dari pembuatan biogas dalam skala rumah tangga berbahan dasar limbah?
1.3 Tujuan
Tujuan dari laporan observasi biogas
ini adalah
1. Untuk
mengetahui proses pembuatan biogas dalam skala rumah tangga berbahan dasar
limbah kotoran sapi.
2. Untuk
mengetahui keuntungan dari pembuatan biogas dalam skala rumah tangga berbahan
dasar limbah kotoran sapi.
BAB II
ISI
2.1
Proses
Pembuatan Biogas Skala Rumah Tangga
Observasi
biogas skala rumah tanggal ini dilaksanakan pada tanggal 14 april 2016 hari
kamis pukul 12.00 di rumah pak Romsun (anggota koperasi SAE) di dusun sebaluh
desa pandan sari.Pak Romsun memiliki tiga ekor sapi perah dimana Pak Romsun
memanfaatkan limbah kotoran sapi tersebut sebagai bahan dasar pembuatan
biogas.Biogas yang dimiliki pak Romsun digunakan untuk bahan bakar dalam
memasak.
Pak
Romsun membuat biogas skala rumah tangga di latar belakangi adanya Program biogas di koperasi (SAE Pujon). 3 tahun yang
lalu pernah ada sosialisasi pada kelompok peternak tentang biogas, waktu itu
pembiayaannya separuh kredit dan separuh tunai,
Limbah kotoran sapi bisa digunakan sebagai bahan dasar biogas
hal tersebut sesai dengan literature yang menyatakan ‘’ Kotoran sapi yang tinggi kandungan hara dan energinya berpotensi
untuk dijadikan bahan baku penghasil biogas. Biogas adalah campuran berbagai
macam gas yang susunannya tergantung pada komposisi bahan baku masukan.Biogas adalah suatu
campuran gas-gas yang dihasilkan dalam suatu proses pengomposan bahan organik
oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen (proses anaerob). Definisi lain
menyebutkan bahwa biogas adalah campuran beberapa gas yang tergolong bahan
bakar hasil fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob dan gas yang
dominan adalah metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) Simamora, S et al (2006).
2.1.2
Alat dan Bahan
2.1.2.1 Alat
Pembuatan biogas
skala rumah tangga pak Romsun menggunakan alat-alat sebagai berikut:
1. Reactor
biogas panjang = 4 m, lebar = 1,1 m, dalam = 1,2 m.
2. Kompor Biogas : 1 buah
3. Drum pengaduk bahan : 1 buah
4. Mixer : 1 buah
5. Gas valve: 1 buah
6. Selang saluran gas : + 10 m
7. Pengukur tekanan gas atau manometer: 1 buah
8. Karung untuk tempat sisa
kotoran(sludge) dari proses produksi biogas
9. Water drain: 1 buah
2.1.2.2 Bahan
Pembuatan biogas
skala rumah tangga pak Romsun menggunakan bahan-bahan sebagai berikut
1. Kebutuhan bahan baku : kotoran ternak dari 2-3 ekor sapi 32 kg
2. Air 32 liter
2.2.3 Langkah kerja
1. Pembuatan lubang
reaktor, panjang = 4 m, lebar = 1,1 m, dalam = 1,2 m.
2. Dimasukkan
bahan baku yaitu 32 kg kotoran sapid an Air 32 liter kedalam drum
pengaduk.Diaduk sampai merata
3. Pastikan
semua katup telah terbuka (katup pengaman/gas valve)
4.
Diisi
reaktor dengan campuran kotoran hewan dan air
5. Kemudian
segera pastikan semua
katup tertutup rapat.
6. Tunggu berberapa hari sampai gas metan terbentuk ( 4 hari)
7. Nyalakan
kompor dan biogas siap digunakan untuk memasak.
8. Untuk selanjutnya wajib melakukan pengisian reaktor secara
berkala sesuai dengan komposisi dan takaran yang sudah ditetapkan.
Berikut ini penjelasan dari pak
Romsun tentang alat-alat yang digunakan untuk pembuatan biogas skala rumah
tangga yaitu:
1. Reaktor
biogas
Reaktor
biogas berfungsi mengubah kotoran binatang, kotoran manusia dan materi organik
lainnya, menjadi biogas
2. Water
drain
Fungsi
utama dari water drain adalah untuk mengumpulkan dan menahan butiran air dan
uap di dalam saluran pipa, sehingga memastikan aliran gas tetap stabil. Setelah
beberapa waktu, water drain akan penuh. Air pada water drain harus dibuang
secara rutin.
3. Gas valve
Gas
valve atau katup gas terinstalasi di saluran pipa untuk mengontrol aliran gas
ke kompor. Ia membantu mencapai penggunaan gas yang maksimal.
4. Kompor
Biogas
Kompor biogas ini
untuk memasak dengan bahan bakar dari gas metan biogas. Kompor dengan satu
pembakar rata-rata mengkonsumsi 250-400 liter gas per jam.
5. Drum pengaduk bahan
Tempat
untuk mencampur kotoran sapi dan air sebelum masuk reactor.
6. Selang saluran gas
Untuk
menyalurkan gas dari reactor menuju dapur ke kompor.
7. Pengukur tekanan gas atau manometer
Alat
untuk mengukur tekanan gas.
8.
Karung
Berfungsi untuk wadah dari sludge hasil dari
biogas dalam reactor.
Pak Romsun memberikan penjelasan
tentang hal-hal yang perlu diperhatikan saat
mengisi reactor.Berikut ini hal-hal yang harus di perhatikan:
1. Kumpulkan kotoran hewan yang murni
dan tidak mengandung jerami atau bahan lain.
2. Pisahkan bahan yang tidak diinginkan
seperti sisa-sisa pakan, tanah, batu dan material lainnya dari kotoran atau
pupuk kandang sebelum mencampurnya dengan air.
3. Reaktor tidak boleh diisi dengan kotoran
hewan saat gas sedang digunakan.
4. Untuk pengisian reaktor, pastikan
bahwa perbandingan volume antara kotoran hewan dan air sudah ditetapkan.
Hindari menggunakan kotoran hewan yang sudah kering atau lama untuk dimasukkan
ke dalam reaktor.
Pak Romsun
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang harus
dilakukan untuk memelihara alat-alat
biogas agar dapat bertahan lama:
1. Memelihara timbunan tanah di
atas kubah secara rutin.
2. Membersihkan dan melumasi
katup gas utama.
3. Membersihkan dan melumasi keran gas.
4. Memperbaiki sambungan pipa
untuk menghentikan kebocoran.
5. Membersihkan kompor.
6. Mengganti pipa selang karet.
Proses
biogas ini menggunakan bakteri methanogenic dimana bakteri tersebut terdapat
pada kotoran sapi.Hal tersebut diungkapkan oleh Abdulgani, IK(1998) yaitu Bakteri metanogen merupakan salah satu jenis dari
sekian banyak bakteri dengan ciri khasnya yaitu menghasilkan gas metan.
Morfologi bakteri ini dapat berupa batang, bulat dan spiral. Bakteri ini
membutuhkan lingkungan yang benar-benar anaerob. Bakteri methanogen dijumpai
pada berbagai habitat anaerobic termasuk sedimen, digester kotoran hewan,
buangan hewan dan manusia dalam jumlah besar, kayu basah dan rumen.
Simamora
et al. (2006) juga menambahkan Peranan bakteri methanogen ini salah satunya
yaitu pada proses fermentasi kotoran sapi untuk menghasilkan biogas. Biogas
adalah suatu campuran gas-gas yang dihasilkan dalam suatu proses pengomposan
bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen anaerob). Definisi lain
menyebutkan biogas adalah campuran beberapa gas yang tergolong bahan bakar
hasil fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob dan gas yang dominan
adalah metana (CH4 dan karbondioksida (CO2).
Produksi
biogas didasarkan pada perombakan anaerob kotoran hewan dan bahan buangan
organic lainnya. Selam perombakan anaerob akan menghasilkan gas metana 54-70%,
karbondioksida 25-45 %, hidrogen, nitrogen, dan hydrogen sulfide yang dalam
jumlah yang sedikit (Simamora et al. 2006). Kotoran sapi adalah limbah
perternakan yang merupakan buangan dari usaha perternakan sapi yang bersifat
padat dan dalam pembuangannya sering bercampur dengan urine dan gas seperti
metana dan amoniak (Abdulgani, 1988).
Tahapan-tahapan yang
dilalui pada Pembuatan Biogas oleh Bakteri:
Terdapat beberapa tahap yang harus dilalui dan memerlukan kerja sama dengan kelompok bakteri yang lain. Berikut ini merupakan tahapan dalam proses pembentukan biogas Simamora S,dkk (2006) :
Terdapat beberapa tahap yang harus dilalui dan memerlukan kerja sama dengan kelompok bakteri yang lain. Berikut ini merupakan tahapan dalam proses pembentukan biogas Simamora S,dkk (2006) :
1. Hidrolisis
Hidrolisis merupakan
penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang menjadi senyawa yang
sederhana. Pada tahap ini, bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lipid, dan
protein didegradasi menjadi senyawa dengan rantai pendek, seperti peptida, asam
amino, dan gula sederhana. Kelompok bakteri hidrolisa, seperti Steptococci,
Bacteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae yang melakukan proses ini.
Pada tahap ini bahan yang tidak larut seperti selulosa, polisakarida dan lemak
diubah menjadi bahan yang larut dalam air seperti karbohidrat dan asam lemak.
Tahap pelarutan berlangsung pada suhu 25 0C.
2. Asidogenesis
Asidogenesis
adalah pembentukan asam dari senyawa sederhana. Bakteri asidogen,
Desulfovibrio, pada tahap ini memproses senyawa terlarut pada hidrolisis
menjadi asam-asam lemak rantai pendek yang umumnya asam asetat dan asam format.
Pada tahap ini, bakteri asam menghasilkan asam asetat dalam suasana anaerob.
Tahap ini berlangsung pada suhu 25 0C di digester.
3. Metanogenesis
Metanogenesis
ialah proses pembentukan gas metan dengan bantuan bakteri pembentuk metan
seperti Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan Methanococcus.
Tahap ini mengubah asam-asam lemak rantai pendek menjadi H2, CO2, dan asetat.
Asetat akan mengalami dekarboksilasi dan reduksi CO2, kemudian bersama-sama
dengan H2 dan CO2 menghasilkan produk akhir, yaitu metan (CH4) dan
karbondioksida (CO2). Pada tahap ini, bakteri metana membentuk gas metana
secara perlahan secara anaerob. Pada proses ini akan dihasilkan 70% CH4, 30 %
CO2, sedikit H2 dan H2S.
2.2
Keuntungan biogas skala rumah tangga berbahan dasar kotoran
sapi
Banyak sekali keuntungan dari penggunaan biogas skala rumah berbahan
dasar kotoran sapi..Berikut ini berberapa keuntungan yang dapat diperoleh:
1.
Keunggulan Reaktor
Biogas Skala Rumah Tangga
a.
Konstruksi sederhana, mudah dan cepat
pemasangannya (tidak sampai 1 hari)
b.
Harga terjangkau, sekitar Rp 2,5 juta sudah
termasuk pemasangan dan satu unit kompor biogas.
c.
Awet, menggunakan material plastik khusus
sehingga tahan hingga 6 tahun.
d.
Mudah dalam perawatan dan penggunaan.
e.
Produksi gas setara dengan 2,5 liter minyak tanah/hari,
lebih dari cukup untuk dijadikan bahan bakar memasak.
f.
Menghasilkan kompos (pupuk organik) yang sangat
bagus kualitasnya dan dapat langsung digunakan pada lahan/usaha budidaya
pertanian.
2.
Keuntungan menggunakan
Biogas skala rumah tangga
a.
Harga terjangkau, sekitar Rp 2,5 juta sudah
termasuk pemasangan dan satu unit kompor biogas.
b.
Awet, menggunakan material plastik khusus
sehingga tahan hingga 6 tahun.
c.
Mudah dalam perawatan dan penggunaan.
d.
Produksi gas setara dengan 2,5 liter minyak
tanah/hari, lebih dari cukup untuk dijadikan bahan bakar memasak sehingga
menghemat uang untuk pembelian gas.
e.
Menghasilkan kompos (pupuk organik) yang sangat
bagus kualitasnya dan dapat langsung digunakan pada lahan/usaha budidaya
pertanian.
f.
Biogas dapat meminimalisir limbah kotoran sapi
khususnya bagi peternak sapi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari
laporan observasi ini adalah
1. Limbah kotoran sapi bisa digunakan sebagai bahan dasar biogas
dimana proses untuk menjadi biogas tersebut meliputi proses
hidrolisis,asidogenesis,metanogenesis. Alat-alat yang digunakan yaitu
reactor,drum pengaduk,mixer,kompor biogas,selang pipa,gas valve dan lain-lain
2. Keuntungan dari biogas skala rumah berbahan dasar kotoran
sapi adalah dapat meminimalisis limbah kotoran sapi dan dapat menghemat biaya
untuk keperluan bahan bakar dalam hal memasak.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung, jangan lupa beri komentar ya ?