Halo
kawan-kawan semua sudah berapa lembar buku yang kamu baca hari ini ?
Kali
ini aku menuliskan apa yang aku baca dalam buku Sarinah ‘’ kewajiban
wanita dalam perjuangan republik indonesia’’
‘’ Tatkala perempuan di dunia Barat
sudah sadar, sudah bergerak, sudah melawan, maka perempuan di dunia Timur masih saja menderita pingitan dan penindasan
dengan tidak protes sedikit juga’’
Keadaan
wanita yang ditindas oleh pihak laki-laki itu akhirnya, tidak boleh tidak,
niscaya membangunkan dan membangkitkan satu pergerakan yang berusaha meniadakan
segala tindasan-tindasan itu. Itu yang sudah hukum alam . tetapi adalah hukum
alam juga bahwa kesadaran dan kegiatan suatu pergerakan bertingkat ‘’
Berevolusi’’. Pergerakan perempuan berevolusi.
Buat
mengerti tingkat-tingkat evolusi pergerakan –pergerakan itu , mari kita meninjau
lagi keadaan masyarakat perempuan di dunia barat serratus lima puluh tahun
lalu.
Barangkali
kalian menanyakan : kenapa ‘’ dunia barat ‘’? jawaban atas pertanyaan itu
adalah mudah dan singkat : oleh karena di
dunia Baratlah lahirnya pergerakan wanita mula-mula. Di dunia Baratlah
pertama-tama terdengar semboyan ‘’ perempuan, bersatulah’’! Di dunia Baratlah
berkembangnya contoh untuk kaum wanita di dunia lain. Malahan dari mulut wanita
dunia Barat, dari mulut Katharina Brechkovskaya, pertama-tama terdengar seruan:
‘’ Hai wanita Asia , sadar dan melawanlah!’’
Tatkala
perempuan di dunia Barat sudah sadar, sudah bergerak, sudah melawan , maka
perempuan di dunia timur masih saja diam-diam menderita pingitan dan penindasan
dengan tiada protes sedikit pun juga. Tidak diketahui , tidak ada kemungkinan
menghilangkan tindasan dan pingitan itu , bahwa ada jalan untuk memerdekakan
diri , dikiranya, bahwa tindasan dan pingitan itu memang sudah kehendak alam. Tetapi
sebgaimana paham-paham politik yang sudah timbul di dunia Barat lambat laun
menular pula ke dunia timur , demikian pula maka semboyan-semboyan kemerdekaan
wanita yang di dengung-dengungkan di dunia Barat itu akhirnya mengumandang dan
mengaung juga di tepi-tepi sungai Nil , Sungai Yang Tse, dan Sungai Gangga. Kini
dunia timur sudah mempunyai ‘’ pergerakan wanita’’ , kini Asia sudah tidak lagi
mendidih dan mengolak dengan perjuangan kaum laki-laki saja, tetapi wanita Asia
pun sudah mulai ikut di dalam perjuangan untuk seksenya sendiri dan untuk tanah
airnya.
Tetapi
boleh dikatakan belum ada satu Negeri di Benua Timur itu yang pergerakan-wanitanya----
kecuali berberapa individu--, telah terideologi pergerakan waniata di dunia
Barat di dalam tingkatannya yang terakhir. Timur meniru kepada Barat , tetapi
menirunya itu belum menyamai setiap tingkatan yang boleh menjadi teladan
kepadanya.
Begitulah
sepenggal kata yang saya baca dari buku
sarinah , semoga dapat menginspirasi kita para wanita agar menjadi wanita
penggerak, wanita yang mempunyai kemandirian sehingga tidak mudah ditindas oleh
siapapun .
Sampai
jumpa J
Sumber
: buku Sarinah ‘’ kewajiban wanita dalam perjuangan republik indonesia’’
image source from : www.GLANDONK.com
kadang memang sudah kehendak alam atau memang sudah budaya timur yang sepertinya sudah didokrin 'harus' manut. jadinya diam, dan hal itu menjadi kebiasaan.
ReplyDeleteiya seharusnya perempuan harus mampu menyuarakan pendapatnya
Delete