PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Semua yg ada di bumi ini
baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun karena materi. Materi ini tersusun
atas unsure-unsur kimia diantaranya karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N),
Hidrogen (H), & Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut / yg umum dijuluki
materi dimanfaatkan produsen buat membentuk bahan organik dgn bantuan matahari
/ energi yg berasal dari reaksi kimia. Siklus ini dikenal sebagai siklus
biogeokimia karena prosesnya menyangkut perpindahan komponen bukan jasad (geo),
ke komponen jasad (bio) & kebalikannya. Siklus biogeokimia pada akhirnya
cenderung memiliki mekanisme umpan-balik yg bisa menata sendiri (self
regulating) yg menjaga siklus 1tu dlm keseimbangan.
Salah satu siklus
biogeokimia yakni siklus sulfur. Kita tahu jika sulfur lebih dikenal masyarakat
dgn belerang yg terkandung di dlm sumber mata air panas. Di sisi lain, siklus
sulfur memiliki peran penting dlm proses aliran energi & materi yg terjadi
di alam. Selain itu, siklus sulfur jg memiliki berlimpah pengaruh terhadap
keberlangsungan kehidupan ekosistem serta keseimbangan dari proses siklus
biogekimia itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
proses terjadinya siklus
sulfur ?
2.
Apa fungsi dari
sulfur bagi kehidupan ?
3.
Bakteri apa
saja yang berperan dalam siklus sulfur?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses terjadinya siklus sulfur.
2. Untuk mengetahui fungsi dari sulfur bagi kehidupan.
3. Untuk mengetahui bakteri yang berperan dalam siklus sulfur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses siklus sulfur
Siklus
sulfur / daur belerang ialah perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi
sulfur dioksida lalu menjadi sulfat & kembali menjadi hidrogen sulfida
lagi. Sulfur di alam diketemukan dlm aneka wujud. Dalam tanah diketemukan dalam
wujud mineral, diudara dalam wujud gas sulfur dioksida, & dalam tubuh
organisme sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur didahului karena pembentukan sulfur dari kerak
bumi & atmosfer. Secara alami, sulfur terkandung di dlm tanah dlm wujud
mineral tanah. Dimana kerak bumi umumnya mengandung sekitar 0,06% belerang.
Sulfida-sulfida logam terdapat dlm bebatuan plutonik, yaitu batuan yg membeku
di dlm kerak bumi & tak mencapai ke permukaan bumi. Bebatuan plutonik ini
apabila hancur & mengalami pelapukan mau membebaskan sulfida ini lewat reaksi
oksidasi & menghasilkan sulfat (SO4-2) yg lalu
mengalami presipitasi (pengendapan) dlm wujud garam-garam sulfat yg larut / tak
Di atmosfer, terdapat hampir 0,05 ppm belerang dlm wujud gas
belerang dioksida (SO2) yg mewujudkan/adalah hasil emisi pembakaran
bahan bakar berbelerang seperti minyak bumi & batubara yg berlimpah
dihasilkan karena asap kendaraan & pabrik / gas belerang dari gunung berapi
semisal gunung arjuno di Jawa Timur. Gas SO2tersebut lalu terkena
uap air hujan sehingga gas tersebut berubah menjadi sulfat yg jatuh di tanah,
sungai & lautan. Dimana tanah yg mengandung berlimpah belerang ialah
tanah-tanah berpasir & tanah-tanah yg cukup tinggi kandungan oksida Fe
& Al seperti mineral Pirit (FeS) & rendah kandungan bahan organik. Sedangkan
produksi sulfat lewat dekomposisi bahan organik berupa protein & senyawa
organik lainnya yg mau menghasilkan senyawa-senyawa sederhana berupa H2S & sulfida (S2)
yg jika teroksidasi mau menjadi sulfat (SO4-2).
Tumbuhan lalu menyerap sulfat (SO4-2)
yg mengendap pada tanah, sungai, & lautan. Di dlm tubuh tumbuhan,
sulfur diberdayakan sebagai bahan penyusun protein. Hewan & manusia
mendapatkan sulfur dgn jalan memakan tumbuhan yg jg dimanfaatkan sebagai energi
cadangan berupa protein. Jika tumbuhan & hewan mati, jasad renik
(dekomposer) mau menguraikannya menjadi gas berbau busuk yakni H2S
& sulfida (S2).
Siklus sulfur di semenjak dari dalam tanah, yaitu ketika ion-ion
sulfat diserap karena akar & di metabolisme menjadi penyusun protein dlm
tubuh tumbuhan, ketika hewan & manusia memakan tumbuhan, protein tersebut
mau berpindah ke tubuh manusia. Dari dlm tubuh manusia senyawa sulfur mengalami
metabolisme yg sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan karena bakteri
dlm lambung berupa gas & dikeluarkan lewat kentut. Semakin besar kandungan
sulfur dlm kentut kian kentut mau semakin bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan
& tumbuhan yg mati karena mikroorganisme seperti bakteri & jamur.
Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada dalam tanah & sebagian
lagi dilepaskan di udara dlm wujud gas hidrogen sulfida. Gas hidrogen sulfida
di udara lalu bersenyawa dgn oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan
hidrogen sulfida yg tertinggal di dlm tanah dgn bantuan bakteri mau diubah
menjadi ion sulfat & senyawa sulfur oksida. Ion sulfat mau diserap kembali
karena tanaman sedangkan sulfur dioksida mau bereaksi dgn oksigen & air
membentuk asam sulfat (H2SO4) yang lalu jatuh ke bumi dalam
wujud hujan asam. Hujan asam jg bisa dikarenakan oleh polusi udara seperti
asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dll. Hujan asam bisa menjadi penyebab
korosi batu-batuan & logam. H2SO4yg jatuh kedalam
tanah karena bakteri dipecah lagi menjadi ion sulfat yg kembali diserap karena
tumbuhan, tumbuhan di makan karena hewan & manusia, makhluk hidup mati
diuraikan karena bakteri menghasilkan sulfur kembali. Begitu seterusnya. Siklus
sulfur / daur belerang tak mau pernah terhenti selama salah satu komponen
penting seperti tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur / daur belerang, buat merubah sulfur menjadi
senyawa belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu
lewat reaksi antara sulfur, oksigen, & air serta karena aktivitas
mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme yg berperan dlm siklus sulfur
diantaranya ialah bakteri Desulfomaculum &
bakteri Desulfibrio yg mau mereduksi sulfat menjadi
sulfida dlm wujud hidrogen sulfida (H2S). Lalu H2S
diberdayakan karena bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) &
melepaskan sulfur serta oksigen. Lalu sulfur dioksidasi yg terbentuk diubah
menjadi sulfat karena bakteri kemolititrof (Thiobacillus).
Dalam daur belerang mikroorganisme yg bertanggung jawab pada
setiap proses transformasi ialah sebagai berikut.
1. H2S → S → SO4; bakteri
sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat
anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi
sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4. S organik → SO4 + H2S,
masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.
Gambar
2.6 Siklus belerang.
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan,
lalu semua mahluk hidup mati da akan diuraikan komponen organiknya oleh
bakteri. Beberapa jenis bakteri yang terlibat dalam daur sulfur antara lain desulfomaculum dan desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida
dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S
digunakan bakteri fotoautotrof anaerob
seperti Chromatium yang melepaskan
sulfur dan oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri Kmolitotrof seperti Thiobacillus.
Siklus
belerang relatif kompleks dimana melibatkan berbagai macam gas, mineral-mineral
yang sukar larut dan beberapa spesi lainnya dalam larutan. Siklus ini berkaitan
dengan siklus oksigen dimana belerang bergabung dengan oksigen membentuk gas
belerang oksigen (SO2) sebagai bahan pencemar air. Diantara
spesi-spesi yang secara signifikan terlihat dalam siklus belarang adalah gas
hidrogen sulfida (H2S), mineral-mineral seperti Pbs, asam sulfat (H2SO4),
belerang oksida (SO2) sebagai komponen utama dari hujan asam dan
belerang yang terikat dalam protein. Yang merupakan bagian dari siklus belerang
yang sangat penting adalah adanya gas SO2 sebagai bahan pencemar dan
H2SO4 dalam atmosfer. Gas SO2 dikeluarkan dari
pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung belerang. Efek uatama dari
belerang dioksida dalam atmosfer adalah kecendruangan untuk teroksidasi
menghasilkan asam sulfat. Asam ini dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
2.2 fungsi sulfur bagi kehidupan
Dalam kehidupan, sulfur
/ belerang berperan dlm:
a.
Menstabilkan struktur protein. Ikatan sulfida sangat penting yaitu
buat membentuk protein stabil.
b.
Berperan dlm mengaktifkan enzim, karena aneka enzim
membutuhkangugus sulfurhidril (-SH) yg bebas, buat melakukan aktivasinya.
Dengandemikian sulfur berperan dlm proses oksidasi-reduksi /
pernafasan jaringan.
c.
Berperan dlm metabolisme energi dgn cara membentuk senyawa dengan ko-enzim
A.
d.
Sulfur berfungsi sebagai peredam racun. Gugus sulfur yg aktif
bersenyawadengan racun 1tu sehingga menjadi senyawa yg tak berbahaya,
lalu dikeluarkan lewat urin.
e.
Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau
f.
Menambah kandungan protein & vitamin hasil panen.
g.
Meningakatkan jumlah anakan yg di hasilkan (pada tanaman padi).
h.
Berperan penting pada proses pembulatan zat gula.
i.
Memperbaiki warna,aroma, & kelenturan daun tembakau (khusus pada tembakau omprongan).
j.
Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selamapenyimpangan, memperbesar umbi & bawang merah
k.
Sulfur sangat berperan dlm pembentukan klorofil & menaikkan
ketahanan tanaman terhadap serangan jamur. Sulfur jg membentuk senyawa minyak
yg menghasilkan aroma seperti pada jenis bawang & cabe. Pada tanaman kacang
sulfur merangsang pembentukan bintil akar didalam tanah, sulfur berperan buat
menurunkan PH tanah alkali.
2.3
Bakteri yang berperan dalam siklus sulfur
Ada banyak bakteri yang berperan dalam proses siklus
sulfur.berikut ini 2 bakteri yang berperan dalam siklus sulfur:
1. Bakteri Thiobacillus
Thiobacillus berukuran kecil, bakteri Gram negatif, selnya
berbentuk
batang (0,5x1,04,0μm) dengan beberapa spesies bersifat motil dengan flagel
polar. Energi didapatkan dari oksidasi satu atau lebih reduksi senyawa sulfur,
termasuk sulfida, sulfur, thiosulfida, polithionat, dan thiosionat. Sulfat merupakan produk akhir dari oksidasi senyawa sulfur, tetapi sulfur, sulfit, atau polithionat mungkin terakumulasi oleh kebanyakan spesies. Spesies tertentu juga mendapatkan energi dari mengoksidasi besi ferro menjadi besi ferri. Seluruh spesies dapat mengikat karbondioksida lewat lingkaran BensonCalvin dan mampu tumbuh secara autotropik; beberapa spesies adalah obligat
khemolitotropik. Bakteri ini hidup pada pH optimal 28 dan suhu optimal 2043˚C.
batang (0,5x1,04,0μm) dengan beberapa spesies bersifat motil dengan flagel
polar. Energi didapatkan dari oksidasi satu atau lebih reduksi senyawa sulfur,
termasuk sulfida, sulfur, thiosulfida, polithionat, dan thiosionat. Sulfat merupakan produk akhir dari oksidasi senyawa sulfur, tetapi sulfur, sulfit, atau polithionat mungkin terakumulasi oleh kebanyakan spesies. Spesies tertentu juga mendapatkan energi dari mengoksidasi besi ferro menjadi besi ferri. Seluruh spesies dapat mengikat karbondioksida lewat lingkaran BensonCalvin dan mampu tumbuh secara autotropik; beberapa spesies adalah obligat
khemolitotropik. Bakteri ini hidup pada pH optimal 28 dan suhu optimal 2043˚C.
Genus Thiobacillus juga dikenal dengan nama Acidithiobacillus.
Genus ini
bersifat termofilik, hidup pada suhu 4550˚C.Genus ini juga termasuk dalam
genus asidofil, yang hidup pada pH 1,52,5.Beberapa spesies hidup pada pH netral.Beberapa bakteri khemolithotrof dapat mengoksidasi sulfur dan memperoleh energi dari reduksi CO2.khemolithotrof meliputi sejumlah genera:Thiobacillus, Sulfolobus, dan Leptospirillum, dan kemungkinan besar masih banyak yang lain.
bersifat termofilik, hidup pada suhu 4550˚C.Genus ini juga termasuk dalam
genus asidofil, yang hidup pada pH 1,52,5.Beberapa spesies hidup pada pH netral.Beberapa bakteri khemolithotrof dapat mengoksidasi sulfur dan memperoleh energi dari reduksi CO2.khemolithotrof meliputi sejumlah genera:Thiobacillus, Sulfolobus, dan Leptospirillum, dan kemungkinan besar masih banyak yang lain.
Thiobacillus ferrooxidans mampu mengoksidasi Fe(II) menjadi
Fe(III) dan mengoksidasi senyawa senyawa belerang tereduksi serta
memanfaatkan oksidasi ini sebagai sumber energinya .sedangkan
Sulfolobus acidocaldarius merupakan khemolithotrof yang hidup di tempat
dengan suhu optimum 70˚C dan suatu pH optimum 23. Bakteri ini juga mampu
mengoksidasi Fe(II) dan senyawa senyawa sulfur.
Fe(III) dan mengoksidasi senyawa senyawa belerang tereduksi serta
memanfaatkan oksidasi ini sebagai sumber energinya .sedangkan
Sulfolobus acidocaldarius merupakan khemolithotrof yang hidup di tempat
dengan suhu optimum 70˚C dan suatu pH optimum 23. Bakteri ini juga mampu
mengoksidasi Fe(II) dan senyawa senyawa sulfur.
Di perairan
seperti sungai, danau, dan pantai spesies
Thiobacillus tampaknya menjadi pengoksidsi sulfur paling penting.
Thiobacillus tidak berwarna, berbentuk lonjong, bakteri Gram negatif yang
berflagel polar. Bakteri ini dapat mengoksidasi besi, yang menyebabkan mereka dapat memetabolisme ionion metal seperti besi ferro:
Thiobacillus tampaknya menjadi pengoksidsi sulfur paling penting.
Thiobacillus tidak berwarna, berbentuk lonjong, bakteri Gram negatif yang
berflagel polar. Bakteri ini dapat mengoksidasi besi, yang menyebabkan mereka dapat memetabolisme ionion metal seperti besi ferro:
Fe2+ + ½ O2 + 2H+ > Fe3+ + H2O
Reaksi oksidasi pirit menurut Boyd (1982) adalah sebagai berikut:
Reaksi oksidasi pirit menurut Boyd (1982) adalah sebagai berikut:
1.
FeS2 + H2O + 3,5 O2 → FeSO4
+ H2SO4
2.
2 FeSO4+ ½ O2 + H2SO4 → Fe2(SO4)3
+ H2O
3.
FeS2 + 7 Fe2(SO4)3 + 8 H2O →
15 FeSO4 + 8 H2SO4
2.
Bakteri Desulfovibrio
desulfuricans
Mikroorganisme Desulfovibrio desulfuricans yang tergolong Sulfate
Reducing Bacteria (SRB) yang dapat mengurangi sulfat dalam keadaan anaerob
dan akan dapat membentuk logam sulfide bila atom S berikatan dengan kation dari logam yang bebas di air.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisa reduksi sulfat pada
oleh bakteri Desulfovibrio desulfuricans dipengaruhi oleh jenis sumber karbon yang ditambahkan dimana
etanol merupakan sumber karbon yang paling bagus. Persentase reduksi sulfat dengan
asam formiat sebesar 34,27%; dengan asam laktat sebesar 56,64% dan dengan
etanol sebesar 68%.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di tarik dari makalah ini adalah:
1. Siklus sulfur / daur
belerang ialah perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur dioksida
lalu menjadi sulfat & kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur di alam
diketemukan dlm aneka wujud. Dalam tanah diketemukan dalam wujud mineral,
diudara dalam wujud gas sulfur dioksida, & dalam tubuh organisme sebagai
penyusun protein.
2. Fungsi sulfur Dalam kehidupan, sulfur
/ belerang berperan dlm: Menstabilkan struktur protein. Ikatan sulfida sangat
penting yaitu buat membentuk protein stabil,Berperan dlm mengaktifkan
enzim, karena aneka enzim membutuhkangugus sulfurhidril (-SH) yg bebas, buat
melakukan aktivasinya. Dengan demikian sulfur berperan dlm proses
oksidasi-reduksi / pernafasan jaringan
3. Bakteri
yang berperan dalam siklus sulfur banyak sekali diantaranya adalah bakteri Desulfovibrio desulfuricans dan bakteri Thiobacillus
4. DAFTAR
PUSTAKA
5. Buchari, dkk.
2001. Kimia Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan .
6. Darmawan,rully. Pengaruh
Ion Kalsium Terhadap Kinerja Bakteri Desulfovibrio
desulfuricans Untuk Mereduksi Sulfat Pada Air Limabah Buangan Industri Minyak Bumi.fakultas Teknologi INdustri ITS
desulfuricans Untuk Mereduksi Sulfat Pada Air Limabah Buangan Industri Minyak Bumi.fakultas Teknologi INdustri ITS
7.
Fardiaz. 1992. Polusi Air & Udara.
Gramedia: Jakarta
8.
Jumin, H.B. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan
Fisiologis. PT.
Raja Grafindo Persada : Jakarta.
9.
Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri.
Penerbit ANDI: Yogyakarta.
10. Putro,Bramantyo.2008.Isolasi dan Karakterisasi Thiobacillus Ferrooxidans dari Berbagai
Jenis Tanah.Bogor: Fakultas Pertanian IPB
Soemirat.2002. Epidemiologi Lingkungan. Gramedia:Jakarta
Syamsuri, Istamar,
dkk. Biologi Buat SMA Kelas X Semester 2. 2007. Malang:
Erlangga.
maaf kak.. skedar saran.. tulisannya kurang baku dan jangan mencontohkan anak anak dengan singkatan atau simbol
ReplyDeleteIya dek terima kasih
Delete